BAB II
TINJAUAN
TEORI
A. KONSEP TEORI POST PARTUM BLUES
A.
Fase-Fase Perubahan Psikologi Pada Ibu Pasca Partum
Seorang ibu yang berada pada periode pascapartum
mengalami banyak perubahan baik perubahan fisik maupun psikologi. Perubahan
psikologi pascapartum pada seorang ibu yang baru melahirkan terbagi dalam tiga
fase:
·
taking in dimana pada
fase ini ibu ingin merawat dirinya sendiri, banyak bertanya dan bercerita
tentang pengalamannya selama persalinan yang berlangsung 1 sampai 2 hari.
·
taking hold dimana pada
fase ini ibu mulai fokus dengan bayinya yang berlangsung 4 sampai 5 minggu.
·
fase letting-go dimana ibu
mempunyai persepsi bahwa bayinya adalah perluasan dari dirinya, mulai fokus
kembali pada pasangannya dan kembali bekerja mengurus hal-hal lain.
(Rukiyah,
2011).
B.
Definisi Post Partum Blues
Post
partum blues merupakan problem psikis
sesudah melahirkan seperti kemunculan kecemasan, stabilitas perasaan dan
depresi pada ibu. Biasanya secara teori terjadi pada minggu ke empat
(Sukrisno,2010).
Post
partum blues atau sering disebut maternity blues atau syndroma ibu baru
dimengerti sebagai suatu syndroma gangguan efek ringan yang sering tampak pada
minggu pertama setelah persalinan (Sukrisno,2010).
Postpartum
blues dapat terjadi sejak hari pertama pascapersalinan atau pada saat fase
taking in, cenderung akan memburuk pada hari ketiga sampai kelima dan
berlangsung dalam rentang waktu 14 hari atau dua minggu pasca persalinan.
Postpartum blues merupakan gangguan suasana hati pascapersalinan yang bisa berdampak
pada perkembangan anak karena stres dan sikap ibu yang tidak tulus
terus-menerus bisa membuat bayi tumbuh menjadi anak yang mudah menangis,
cenderung rewel, pencemas, pemurung dan mudah sakit. Keadaan ini sering disebut
puerperium atau trimester keempat kehamilan yang bila tidak segera diatasi bisa
berlanjut pada depresi pascapartum yang biasanya terjadi pada bulan pertama
setelah persalinan. Saat ini postpartum blues yang sering juga disebut
maternity blues atau baby blues diketahui sebagai suatu sindrom gangguan afek
ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan.
C.
Gejala – Gejala Post Partum Blues
Gejala – gejala postpartum blues ini bisa terlihat dari perubahan sikap
seorang ibu. Gejala tersebut biasanya muncul pada hari ke-3 atau 6 hari setelah
melahirkan. Adapun gejala dari post partum blues yaitu :
1) Reaksi depresi /sedih/disporia
2) Sering menangis
3) Mudah tersinggung
4) Cemas
5) Labilitas perasaan
6) Cederung menyalahkan diri sendiri
7) Gangguan tidur dan makan
8) Kelelahan mudah sedih
9) Cepat marah
10) Mood mudah berubah
11) Cepat menjadi sedih
12) Cepat
menjadi gembira
13) Perasaaan terjebak
14) Marah pada pasangan dan bayinya
15) Perasaaan bersalah
16) Sangat pelupa
(Sukrisno,2010)
D.
Faktor
– Faktor Penyebab Post Partum Blues
Faktor yang menyebabkan terjadinya post
partum blues bisa terjadi dari dalam dan luar individu, misalnya : ibu belum
siap menghadapi persalinan, adanya perubahan hormon, payudara membengkak dan
menyebabkan rasa sakit atau jahitan yang belum sembuh, ketidaknyamanan fisik
yang dialami wanita menimbulkan gangguan pada emosional seperti payudara
bengkak dan nyeri jahitan, rasa mules, ketidamampuan beradaptasi terhadap
perubahan fisik dan emosional yang kompleks, faktor umum dan paritas,
pengalaman dalam proses persalinan dan kehamilan.
Latar belakang psikososial wanita yang
bersangkutan seperti tinggkat pendidikan, status perkawinan, kehamilan yang
tidak di inginkan, riwayat gangguan kejiwaan sebelumnya, sosial ekonomi.
Kecukupan dukungan dari lingkungan
(suami, keluarga, dan teman) apabila suami mendukung kehamilan ini, apakah
suami mengerti perasaaan istri, apakah suami, keluarga dan teman memberikan
dukungan fisik dan moril, misalnya dengan membantu pekerjaan rumah tangga,
membantu mengurus bayi, mendengarkan keluh kesah ibu.
Stress dalam keluarga misalnya: faktor
ekonomi memburuk, persoalan dengan suami, problem dengan mertua. Stress yang
dialami wanita itu sendiri, misalnya ASI tidak keluar, frustasi karena bayi
tidak mau tidur, menangis dan gumoh, stress melihat bayi sakit, rasa bosan
dengan hidup yang dijalani.
Kelelahan pasca persalinan, perubahan
peran yang dialami oleh ibu, rasa memiliki bayi yang terlalu dalam sehingga
timbul rasa takut kehilangan bayinya, problem anak setelah kelahiran bayi,
kemungkinan timbul rasa cemburu dari anak sebelumnya sehingga hal tersebut cukup mengganggu emosional ibu.
(Sukrisno,
2010)
E.
Penanganan
Post Partum Blues
Post partum blues atau gangguan mental
pasca salin seringkali terabaikan dan tidak ditangani dengan baik. Banyak ibu
yang berjuang sendiri dalam beberapa saat setelah melahirkan. Mereka merasakan
ada suatu hal yang salah namun mereka sendiri tidak benar-benar mengetahui apa
yang sedang terjadi. Apabila mereka pergi mengunjugi dokter atau sumber –
sumber lainnya. Gangguan mental pasca salin pada prinsipnya tidak berbeda
dengan penanganan gangguan mental pada moment – moment lainnya. Para ibu yang
mengalami post partum blues membutuhkan pertolongan yang sesungguhnya, para ibu
ini membutuhkan dukungan psikologis seperti juga kebutuhan fisik lainnya yang
harus juga dipenuhi. (Sukrisno, 2010)
Cara
untuk mengatasinya antara lain :
1. Komunikasiakan
segala permasalahan atau hal lain yang ingin di ungkapkan.
2. Bicarakan
rasa cemas yang dialami
3. Bersikap
tulus ikhlas dalam menerima aktifitas dan peran baru setelah melahirkan
4. Bersikap
fleksibel dan tidak terlalu perfeksionis dalam mengurus bayi dan rumah tangga
5. Belajar
tenang dan menarik nafas panjang dan meditasi
6. Kebutuhan
istirahat yang cukup
7. Tidurlah
ketika bayi sedang tidur
8. Berolahraga
ringan
9. Bergabung
dengan kelompok ibu – ibu baru
10. Dukungan
tenaga kesehatan, dukungan suami, keluarga, teman, teman sesama ibu
11. Konsultasikan
pada dokter atau orang yang profesional agar dapat meminimalisir faktor resiko
lainnya dan melakukan pengawasan
(Sukrisno, 2010)
F.
Klasifikasi
Post Partum Blues
RINGAN
: post partum blues atau sering juga disebut
maternityblues/ syndroma ibu baru dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan
efek ringan yang sering tampak pada minggu pertama setelah persalinan, ditandai
dengan gejala - gejala : Reaksi depresi/ sedih/ disporia, sering mengais, mudah
tersinggung, cemas , labilitas perasaan.
BERAT
: depresi berat dikenal sebagai syndroma depresi non
psikotik pada kehamilan namun umumnya terjadi dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah
kelahiran.
Gejala – gejala depresi berat :
perubahan pada mood, gangguan pada pola tidur dan makan, perubahan mental dan
libido, dapat pula muncul fobia, ketakutan akan menyakiti diri sendiri dan
bayinya, depresi berat akan memiliki resiko tinggi pada wanita atau keluarga
yang pernah mengalami kelainan psikiatrik atau pernah mengalami premenstrual
syndrome. Kemungkinan rekuren pada kehamilan berikutnya.
Penatalaksanaan depresi
berat : dukungan keluarga dan lingkungan sekitar, terapi psikologis dan
psikiater dan psikolog, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian anti depresan
(hati – hati) pemberian depresan pada wanita hamil dan menyusui, pasien dengan
percobaan bunuh diri sebaiknya tidak ditinggal sendirian dirumah, jika
diperluakan lakukan perawatan dirumah sakit, tidak dianjurkan untuk rooming in
atau rawat gabung dengan bayinya. (Sukrisno, 2010)
G.
Pencegahan
Terjadinya Post Partum Blues
1. Persiapan
diri yang baik
Artinya persiapan diri yang baik pada saat kehamilan
sangat diperlukan sehingga saat kelahiran memiliki kepercayaan diri yang baik dan mengurangi resiko terjadinya
depresi post partum. Kegiatan yang dapat ibu lakukan adalah banyak membaca
artikel atau buku yang ada kaitannya dengan kelahiran , mengikuti kelas
prenatal, bergabung dengan kelompok senam hamil. Ibu dapat memperoleh banyak informasi yang
diperlukan sehingga pada saat kelahiran ibu sudah siap dan hal traumatis yang
mungkin mengejutkan dapat dihindari.
2. Olahraga
dan nutrisi yang cukup, dengan olahraga dapat menjaga kondisi dan stamina
sehingga dapat membuat keadaan emosi juga lebih baik. Nitrisi yang baik asupan
makanan maupun minuman sangat penting pada periode post partum.
3. Support
mental dan lingkungan sekitar
Support mental sangat
diperlukan pada periode post partum. Dukungan ini tidak hanya dari suami tapi
dari keluarga, teman, dan lingkungan sekirar. Ibu post partum harus punya
keyakinan bahwa lingkungan akan mendukung dan selalu siap membantu jika
mengalami kesulitan. Hal tersebut akan membuat ibu merasa lebih baik dan
menguransi resiko terjadinya depresi post partum.
4. Ungkapkan
apa yang dirasakan
Ibu post partum jangan
memendam perasaan sendiri. Jika mempunyai masalah harus segera dibicarakan
dengan suami maupun orang terdekat. Petugas kesehatan dapat membantu ibu untuk
mengungkapkan perasaan dan emosi ibu agar dapat lebih nyaman.
5. Mencari
informasi tentang depresi pot partum
Informasi tentang
depresi pot partum yang kita berikan akan sangat bermanfaat sehingga ibu
mengetahui faktor faktor pemicu sehingga ibu dapat mengantisipasi atau mencari
bantuan jika menghadapi kondisi tersebut. Ibu juga harus mempelajari keadaan
dirinya sehingga ketika sadar terhadap kondisi ini akan segera mendapatkan
bantuan secepatnya.
6. Menghindari
perubahan hidup yang drastis
Maksudnya sesudah
kelahiran akan berpengaruh terhadap emosional ibu, sehigga sebisa mungkin
sebaiknya dihindari. Misalnya pindah kerja kerumah yang baru.
7. Melakukan
pekerjaan rumah tangga seperti memasak, membersihkan rumah, merawat tanaman dan
pekerjaan rumah tangga lain dapat membantu melupakan gejolak emosi yang timbul
pada periode post partum
(Sukrisno, 2010)
B. KONSEP
MANAJEMEN KEBIDANAN
Manajemen kebidanan
merupakan proses pemecahan masalah yang ditemukan dalam memberikan
asuhan kebidanan dengan pengorganisasian pemikiran dan tindakan-tindakan dengan
urutan yang logis. Proses manajemen kebidanan
ini terdiri dari
tujuh langkah yang membentuk
kerangka lengkap yang
dapat diaplikasikan dalam
semua situasi. Akan tetapi,
setiap langkah – langkah dapat dipecah
menjadi langkah tertentu
dan ini bisa berubah sesuai dengan
bagaimana keadaan pasien. (Varney, 2006)
Ketujuh langkah
tersebut adalah sebagai
berikut :
- Pengumpulan data dasar
Adalah melakukan pengkajian
dengan mengumpulkan semua data
yang diperlukan untuk mengevaluasi
keadaan pasien secara lengkap,
yaitu:
a. Riwayat
kesehatan
b. Pemeriksaan
fisik sesuai dengan kebutuhannya
c. Meninjau
catatan terbaru dan catatan sebelumnya
d. Meninjau
data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi
- Interprestasi data
Melakukan identifikasi
yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data
dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau
diagnosa yang spesifik.
Diagnosa kebidanan yaitu diagnosa
yang ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam lingkup praktik kebidanan dan
memenuhi standar nomenklatur (tata
nama) diagnosa kebidanan, yaitu:
a. Diakui dan
telah disahkan oleh
profesi kebidanan
b. Berhubungan langsung
dengan praktek kebidanan
c. Didukung oleh
klinikal judgement dalam
lingkup kebidanan
- Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial
Mengantisipasi masalah
atau diagnosa potensial dengan melakukan pencegahan, sambil mengamati
klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa / masalah potensial
ini benar-benar terjadi
- Tindakan segera
Mengidentifikasi perlunya melakukan
konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kebutuhan
pasien.
- Merencanakan asuhan
Mengembangkan rencana kebidanan
yang komprehensif yang
didukung oleh keterangan yang
rasional dan valid
sesuai dengan kebutuhan
- Pelaksanaan asuhan kebidanan
Melaksanakan rencana
kebidanan secara efesien
dan mendahulukan prioritas
pelaksanaan rencana dapat
dilakukan sepenuhnya oleh
seorang bidan atau berkolaborasi dengan
tim kesehatan lain
jika menemukan komplikasi
pada pasien.
- Evaluasi
Menilai keberhasilan
tindakan yang diberikan,
mengulang kembali melalui proses manajemen
untuk beberapa aspek
yang tidak efektif
BAB III
TINJAUAN KASUS
MANAJEMEN
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. W P1A0H1 POSTPARTUM
NORMAL HARI KE-ENAM DI PUSTU KOTO KANDIS
KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN
PESISIR SELATAN PADA
TANGGAL
3 NOVEMBER 2008
A. Data
Subjektif
Pasien
masuk pada tanggal/jam : 3-11-2008 /
10.00 WIB
Didata
pada tanggal/ jam : 3-11-2008
/ 10.00 WIB
1. Alasan
masuk : kunjungan nifas hari ke-enam
2. keluhan
utama : ibu sulit istirahat pada malam
hari, ibu merasa sangat sedih dan cemas bayinya rewel
B. DATA
OBJEKTIF
1. Pemeriksaan
Umum
a. Kesadaran : Compos Mentis
Cooperatif
b. Keadaan
emosional : emosi tidak stabil
c. Keadaan
umum : kurang baik
d. BB : 62 Kg
2. Tanda-tanda
Vital
a. Tekanan
darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 76 kali/ menit
c. Pernafasan : 23 kali / menit
d. Suhu : 36,80C
3. Pemeriksaan
Fisik
a. Inspeksi
1.) Kepala
a) Rambut:
pendek,hitam,tidak berketombe,tidak rontok dan
bersih
b) Mata : conjungtiva tidak pucat, sclera tidak
ikterik
c) Muka : tidak terdapat cloasma gravidarum, tidak
oedema
d) Mulut : bersih, tidak berbau, tidak ada stomatitis
e) Gigi : terdapat caries dentis
2.) Leher : tidak ada pembesaran kelenjer thyroid dan
limfe
3.) Dada
a) Papilla : tidak lecet
b) Benjolan : tidak ada
c) Pengeluaran
ASI : ada
d) Rasa
nyeri/ masalah : tidak ada
4.) Abdomen :
a) Palpasi : TFU 2 jari diatas symphisis
b) Kontraksi
uterus : baik
c) Konsistensi
uterus : baik
d) Kandung
kemih : tidak teraba
5.) Genitalia
a) Kemerahan : tidak ada
b) Bengkak : tidak ada
c) Varises : tidak ada
d) Pengeluaran
pervaginam (lochea)
·
Warna : kecoklatan
·
Jumlah : 10 cc
·
Bau : amis
·
Konsistensi : encer
6.) Ekstremitas
a) Atas
·
Oedema : tidak ada
·
Sianosis pada ujung
jari : tidak ada
·
Pergerakan : normal
b) Bawah
·
Oedema : tidak ada
·
Varises : tidak ada
·
Pergerakan : normal
b. Perkusi
1) Refleks
patella kanan : (+)
2) Refleks
patella kiri : (+)
4. Pemeriksaan
Laboratorium
a. Darah
1) Hb : tidak dilakukan
b. Urine
1) Protenuria : tidak dilakukan
2) Reduksi : tidak
dilakukan
MANAJEMEN
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.W P1A0H1 POST PARTUM
NORMAL HARI KE-ENAM DI PUSTU KOTO
KANDIS KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN
PADA TANGGAL
3 NOVEMBER 2008
PENGUMPULAN
DATA
DASAR
|
INTERPRETASI
DATA
DASAR
|
MENGIDENTIFIKASI
DIAGNOSA/
MASALAH
POTENSIAL
|
TINDAKAN
SEGERA
|
MERENCANAKAN
ASUHAN
|
MELAKSANAKAN
PERENCANAAN
|
EVALUASI
|
Tanggal:4-11-2008
Jam : 10.15WIB
DS:
1. Ibu
mengatakan sulit istirahat pada malam hari karena bayinya rewel
2. Ibu
mengatakan ASI telah banyak
DO:
1. Bayi
lahir spontan tanggal 29-10-2008 jam 09.50 WIB
2. TTV
TD
: 120/80 mmHg
N
: 76 kali/menit
P : 22 kali/menit
S : 36,80C
3. TFU
: 2 jari diatas symphisis
4. kontraksi
uterus: baik
5. kandung
kemih tidak teraba
6. lochea:
Warna : kecoklatan
Jumlah : 10 cc
Bau : amis
konsistensi :encer
7. perineum:
tidak ada tanda-tanda infeksi
|
DX:
Ibu
P1A0H1 post partum normal hari ke-enam, KU
ibu kurang baik, ibu dengan post partum blues.
Dasar:
1.Bayi
lahir spontan tanggal 29-10-2008 jam 09.50 WIB
2.Kontraksi
uterus baik
3.Kandung
kemih tidak teraba
4.Lochea
Warna;
kecoklatan
Jumlah
:10 cc
Bau : amis
Konsistensi:
encer
5.perineum
: tidak ada tanda-tanda infeksi
6.TTV
TD
:120/80
mmHg
N :76 kali/menit
P :22 kali/menit
S :36,80C
Masalah:
1. kurang
istirahat
2. merasa
sangat cemas dan sedih
Kebutuhan
:
1. Penjelasan
tentang upaya menangani kurang istirahat
2. Penjelasan
tentang rasa cemas dan sedih
|
Tidak ada
|
Tidak
ada
|
1. Jelaskan
hasil pemeriksaan pada ibu
|
1. Menjelaskan
pada ibu bahwa berdasarkan pemeriksaan keadaan ibu baik.
|
1.Ibu
mengerti dengan penjelasan yang diberikan
|
2. Jelaskan
pada ibu pola istirahat untuk ibu nifas
|
2. Menjelaskan
pada ibu kalau bayinya sering terbangun pada malam hari, dan tidur pada siang
hari. Ibu juga harus tidur / istirahat di saat bayinya tidur untuk memenuhi
kebutuhan tidur dan istirahat ibu, minimal tidur siang selama 2 jam
|
2.Ibu
mengatakan akan meningkatkan waktu tidur siangnya menjadi 2 jam
|
||||
3. Jelaskan
pada ibu cara mengatasi rasa cemas dan sedih untuk ibu dengan post partum
blues
4. Evaluasi
pemberian ASI
|
3. Menjelaskan
pada ibu bahwa rasa cemas dan sedih yang berlebihan pada bayi dapat
menyebabkan ibu mengalami perubahan psikologis yang dinamakan dengan post
partum blues, oleh karena itu ibu harus mencegahnya agar tidak berlanjut
menjadi yang lebih berat dengan cara :
a.
Persiapan diri yang
baik
b.
Olahraga dan nutrisi
yang cukup
c.
Ungkapkan apa yang
dirasakan
d.
Melakukan pekerjaan
rumah tangga seperti memasak,dll.
4. Menanyakan
pada ibu pola pemberian ASI pada bayi
|
3.Ibu
akan melaksanakan anjuran untuk mengurangi rasa cemas dan sedih agar tidak
menjadi lebih berbahaya lagi.
4.Ibu
mengatakan hanya memberikan ASI saja pada bayinya, dan jika ASI lancer ibu
akan memberi ASI ekslusif pada bayinya.
|
||||
5. Evaluasi
pengetahuan dan keterampilan ibu tentang perawatan bayi
|
5. Mengevaluasi
pengetahuan dan keterampilan ibu tentang perawatan bayi
|
5.Ibu
mengatakan telah mampu memandikan bayi
|
||||
6. Anjurkan
ibu untuk selalu menjaga kebersihan payudaranya dan memakai BH yang menyokong
|
6. Menganjurkan
ibu untuk membersihkan payudaranya dengan air hangat secara teratur setiap
hari dan setiap akan dan selesai menyusui.Serta menggunakan BH yang menyokong
|
6.Ibu
membersihkan payudaranya dan memakai BH yang menyokong
|
||||
7. Beri
ibu tablet Fe
|
7. Memberi
ibu tablet Fe 1 x sehari dan ingatkan ibu cara mengkonsumsi sama dengan saat
hamil yaitu tidak boleh diminum bersamaan dengan teh, kopi, atau susu dan
dapat menyebabkan mual, dan BAB keras dan hitam
|
7.Ibu
mengatakan akan minum obat dengan teratur
|
||||
8. Evaluasi
pengetahuan ibu tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas
|
8. Mengevaluasi
pengetahuan ibu tentang masa nifas
|
8.Ibu
mampu menyebutkan 4 dari 5 tanda bahaya yang dijelaskan pada 6 jam postpartum
|
||||
9. Anjurkan
ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi
|
9. Menganjurkan
ibu untuk menggunakan alat kontasepsi yang sesuai untuk ibu menyusui:
·
MAL
·
kondom
·
minipil
·
suntikan progestin
·
implant
·
AKDR
|
9.Ibu
mengatakan akan menggunakan KB tapi
akan berdiskusi dulu dengan suami tentang metode yang akan diguanakan
|
||||
10. Anjurkan
ibu untuk kunjungan ulang
|
10. Menganjurkan
ibu untuk kunjungan ulang jika ada keluhan.
|
10.
Ibu mengatakan akan berkunjung
jika ada keluhan.
|
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Penulis akan
membuat pembahasan setelah
melakukan asuhan kebidanan pada Ny.”U”
selama kehamilan, dan pada Ny.
“W” selama persalinan, nifas, dan
perawatan bayi baru lahir,
dengan tahap - tahap manajemen
kebidanan yang terdiri
dari pengkajian,
interpretasi data, antisipasi
diagnosa dan masalah,
identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan
segera, rencana asuhan
dan pelaksanaan tindakan
serta evaluasi. Penulis
menemukan banyak kesamaan
antara bahasan dan
teori dengan kenyataan yang
ditemui dilapangan, namun
kesenjangan tetap ada.
Dalam bab
ini akan dijabarkan
beberapa persamaan antara
bahasan teoritis dengan kenyataan
yang ada dilapangan
dan juga menguraikan
kesenjangan -kesenjangan
yang ditemui serta
mencari jalan keluarnya.
Sesuai dengan langkah -langkah dalam
manajemen kebidanan.
- Pengkajian
Dalam melakukan
pengkajian penulis tidak
menemukan kesulitan yang berarti,
baik dalam pengumpulan
data subjektif, objektif
primer dan sekunder,
dimana didukung oleh
peralatan dan pelayanan
yang memadai, klien yang
kooperatif, pencatatan, yang
baik dan pembimbing klinik yang bersedia memberikan masukan
dan saran.
Dibawah ini
penulis akan uraikan
data yang diperoleh
dengan teori yang ada:
a. Riwayat penyakit
sekarang
Persalinan ibu normal dan tidak
ditemukan komplikasi nifas
b. Riwayat sosial
Pasien pada
kasus ini tidak
ditemui kebiasaan yang merugikan kesehatan dan pemenuhan nutrisi ibu pada masa nifas cukup baik.
c. Riwayat penyakit
keluarga
Secara teoritis
penyakit keturunan perlu
dikaji karena keturunan berpengaruh pada
nifas. Pada kasus
ini tidak ditemukan
d. Pemeriksaan Umum
dan Khusus
Dari
hasil pemeriksaan pada kasus ini ditemukan penyimpangan ke arah patologis.
Pasien mengalami perubahan psikologis pada masa nifas yaitu post partum blues
sesuai dengan tinjauan teoritis
e. Pemeriksaan
penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan
- Interpretasi Data
a. Diagnosa
Kunjungan
II : Ibu post partum hari ke 6 dengan keadaan umum ibu kurang baik, ibu dengan
post partum blues.
b. Masalah
Kunjungan
II: Kurang istirahat, merasa sangat cemas dan sedih
c. Kebutuhan
Kunjungan
II
1) Informasi
tentang keadaan ibu
2) Istirahat
3) Atasi
rasa cemas dan sedih
4) Memberikan
ASI ekslusif
5) KB
- Antisipasi Diagnosa dan Masalah
Disini penulis tidak melaksanakan
antisipasi, diagnosa, masalah potensial pada ibu nifas karena tidak ada gejala
yang mendukung
- Membutuhkan Tindakan Segera dan Kolaborasi
Suatu nifas
yang normal tidak
ada penyimpangan kearah
patologis sesuai dengan tinjauan
teoritis yang ada.
Pada tinjauan teoritis
kasus tidak dilakukan
segera dimana gejala yang
ada pada pasien
masih dalam batas
fisiologis.
- Perencanaan Tindakan
Dirumuskan mengacu
pada masalah yang
kita temui waktu melakukan pengkajian.
- Pelaksanaan Tindakan
Dalam
pelaksanaan, semua rencana tindakan
dapat dilakukan penulis.
- Evaluasi
Berdasarkan
tindakan yang penulis lakukan
selama melakukan manajemen
kebidanan terhadap ibu nifas penulis mengambil
kesimpulan bahwa pada
dasarnya semua tujuan
yang direncanakan dapat berhasil
dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar