Rabu, 27 Mei 2015

post partum blues



BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP TEORI POST PARTUM BLUES
A.    Fase-Fase  Perubahan Psikologi Pada Ibu Pasca Partum
Seorang ibu yang berada pada periode pascapartum mengalami banyak perubahan baik perubahan fisik maupun psikologi. Perubahan psikologi pascapartum pada seorang ibu yang baru melahirkan terbagi dalam tiga fase:
·         taking in dimana pada fase ini ibu ingin merawat dirinya sendiri, banyak bertanya dan bercerita tentang pengalamannya selama persalinan yang berlangsung 1 sampai 2 hari.
·         taking hold dimana pada fase ini ibu mulai fokus dengan bayinya yang berlangsung 4 sampai 5 minggu.
·         fase letting-go dimana ibu mempunyai persepsi bahwa bayinya adalah perluasan dari dirinya, mulai fokus kembali pada pasangannya dan kembali bekerja mengurus hal-hal lain.
(Rukiyah, 2011).
B.     Definisi Post Partum Blues
Post partum blues merupakan  problem psikis sesudah melahirkan seperti kemunculan kecemasan, stabilitas perasaan dan depresi pada ibu. Biasanya secara teori terjadi pada minggu ke empat (Sukrisno,2010).
Post partum blues atau sering disebut maternity blues atau syndroma ibu baru dimengerti sebagai suatu syndroma gangguan efek ringan yang sering tampak pada minggu pertama setelah persalinan (Sukrisno,2010).
Postpartum blues dapat terjadi sejak hari pertama pascapersalinan atau pada saat fase taking in, cenderung akan memburuk pada hari ketiga sampai kelima dan berlangsung dalam rentang waktu 14 hari atau dua minggu pasca persalinan. Postpartum blues merupakan gangguan suasana hati pascapersalinan yang bisa berdampak pada perkembangan anak karena stres dan sikap ibu yang tidak tulus terus-menerus bisa membuat bayi tumbuh menjadi anak yang mudah menangis, cenderung rewel, pencemas, pemurung dan mudah sakit. Keadaan ini sering disebut puerperium atau trimester keempat kehamilan yang bila tidak segera diatasi bisa berlanjut pada depresi pascapartum yang biasanya terjadi pada bulan pertama setelah persalinan. Saat ini postpartum blues yang sering juga disebut maternity blues atau baby blues diketahui sebagai suatu sindrom gangguan afek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelah persalinan.
C.    Gejala – Gejala Post Partum Blues
Gejala – gejala postpartum blues ini bisa terlihat dari perubahan sikap seorang ibu. Gejala tersebut biasanya muncul pada hari ke-3 atau 6 hari setelah melahirkan.  Adapun gejala dari post partum blues yaitu :
1)      Reaksi depresi /sedih/disporia
2)      Sering menangis
3)      Mudah tersinggung
4)      Cemas
5)      Labilitas perasaan
6)      Cederung menyalahkan diri sendiri
7)      Gangguan tidur dan makan
8)      Kelelahan mudah sedih
9)      Cepat marah
10)  Mood mudah berubah
11)  Cepat menjadi sedih
12)   Cepat menjadi gembira
13)  Perasaaan terjebak
14)  Marah pada pasangan dan  bayinya
15)   Perasaaan bersalah
16)  Sangat pelupa
(Sukrisno,2010)
D.    Faktor – Faktor Penyebab Post Partum Blues
Faktor yang menyebabkan terjadinya post partum blues bisa terjadi dari dalam dan luar individu, misalnya : ibu belum siap menghadapi persalinan, adanya perubahan hormon, payudara membengkak dan menyebabkan rasa sakit atau jahitan yang belum sembuh, ketidaknyamanan fisik yang dialami wanita menimbulkan gangguan pada emosional seperti payudara bengkak dan nyeri jahitan, rasa mules, ketidamampuan beradaptasi terhadap perubahan fisik dan emosional yang kompleks, faktor umum dan paritas, pengalaman dalam proses persalinan dan kehamilan.
Latar belakang psikososial wanita yang bersangkutan seperti tinggkat pendidikan, status perkawinan, kehamilan yang tidak di inginkan, riwayat gangguan kejiwaan sebelumnya, sosial ekonomi.
Kecukupan dukungan dari lingkungan (suami, keluarga, dan teman) apabila suami mendukung kehamilan ini, apakah suami mengerti perasaaan istri, apakah suami, keluarga dan teman memberikan dukungan fisik dan moril, misalnya dengan membantu pekerjaan rumah tangga, membantu mengurus bayi, mendengarkan keluh kesah ibu.
Stress dalam keluarga misalnya: faktor ekonomi memburuk, persoalan dengan suami, problem dengan mertua. Stress yang dialami wanita itu sendiri, misalnya ASI tidak keluar, frustasi karena bayi tidak mau tidur, menangis dan gumoh, stress melihat bayi sakit, rasa bosan dengan hidup yang dijalani.
Kelelahan pasca persalinan, perubahan peran yang dialami oleh ibu, rasa memiliki bayi yang terlalu dalam sehingga timbul rasa takut kehilangan bayinya, problem anak setelah kelahiran bayi, kemungkinan timbul rasa cemburu dari anak sebelumnya sehingga hal  tersebut cukup mengganggu emosional ibu.
(Sukrisno, 2010)
E.     Penanganan Post Partum Blues
Post partum blues atau gangguan mental pasca salin seringkali terabaikan dan tidak ditangani dengan baik. Banyak ibu yang berjuang sendiri dalam beberapa saat setelah melahirkan. Mereka merasakan ada suatu hal yang salah namun mereka sendiri tidak benar-benar mengetahui apa yang sedang terjadi. Apabila mereka pergi mengunjugi dokter atau sumber – sumber lainnya. Gangguan mental pasca salin pada prinsipnya tidak berbeda dengan penanganan gangguan mental pada moment – moment lainnya. Para ibu yang mengalami post partum blues membutuhkan pertolongan yang sesungguhnya, para ibu ini membutuhkan dukungan psikologis seperti juga kebutuhan fisik lainnya yang harus juga dipenuhi. (Sukrisno, 2010)

Cara untuk mengatasinya antara lain :
1.      Komunikasiakan segala permasalahan atau hal lain yang ingin di ungkapkan.
2.      Bicarakan rasa cemas yang dialami
3.      Bersikap tulus ikhlas dalam menerima aktifitas dan peran baru setelah melahirkan
4.      Bersikap fleksibel dan tidak terlalu perfeksionis dalam mengurus bayi dan rumah tangga
5.      Belajar tenang dan menarik nafas panjang dan meditasi
6.      Kebutuhan istirahat yang cukup
7.      Tidurlah ketika bayi sedang tidur
8.      Berolahraga ringan
9.      Bergabung dengan kelompok ibu – ibu baru
10.  Dukungan tenaga kesehatan, dukungan suami, keluarga, teman, teman sesama ibu
11.  Konsultasikan pada dokter atau orang yang profesional agar dapat meminimalisir faktor resiko lainnya dan melakukan pengawasan
(Sukrisno, 2010)
F.     Klasifikasi Post Partum Blues
RINGAN : post partum blues atau sering juga disebut maternityblues/ syndroma ibu baru dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan yang sering tampak pada minggu pertama setelah persalinan, ditandai dengan gejala - gejala : Reaksi depresi/ sedih/ disporia, sering mengais, mudah tersinggung, cemas , labilitas perasaan.
BERAT : depresi berat dikenal sebagai syndroma depresi non psikotik pada kehamilan namun umumnya terjadi dalam  beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah kelahiran.
Gejala – gejala depresi berat : perubahan pada mood, gangguan pada pola tidur dan makan, perubahan mental dan libido, dapat pula muncul fobia, ketakutan akan menyakiti diri sendiri dan bayinya, depresi berat akan memiliki resiko tinggi pada wanita atau keluarga yang pernah mengalami kelainan psikiatrik atau pernah mengalami premenstrual syndrome. Kemungkinan rekuren pada kehamilan berikutnya.
Penatalaksanaan depresi berat : dukungan keluarga dan lingkungan sekitar, terapi psikologis dan psikiater dan psikolog, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian anti depresan (hati – hati) pemberian depresan pada wanita hamil dan menyusui, pasien dengan percobaan bunuh diri sebaiknya tidak ditinggal sendirian dirumah, jika diperluakan lakukan perawatan dirumah sakit, tidak dianjurkan untuk rooming in atau rawat gabung dengan bayinya. (Sukrisno, 2010)
G.    Pencegahan Terjadinya Post Partum Blues
1.      Persiapan diri yang baik
Artinya  persiapan diri yang baik pada saat kehamilan sangat diperlukan sehingga saat kelahiran memiliki kepercayaan diri  yang baik dan mengurangi resiko terjadinya depresi post partum. Kegiatan yang dapat ibu lakukan adalah banyak membaca artikel atau buku yang ada kaitannya dengan kelahiran , mengikuti kelas prenatal, bergabung dengan kelompok senam hamil.  Ibu dapat memperoleh banyak informasi yang diperlukan sehingga pada saat kelahiran ibu sudah siap dan hal traumatis yang mungkin mengejutkan dapat dihindari.
2.      Olahraga dan nutrisi yang cukup, dengan olahraga dapat menjaga kondisi dan stamina sehingga dapat membuat keadaan emosi juga lebih baik. Nitrisi yang baik asupan makanan maupun minuman sangat penting pada periode post partum.
3.      Support mental dan lingkungan sekitar
Support mental sangat diperlukan pada periode post partum. Dukungan ini tidak hanya dari suami tapi dari keluarga, teman, dan lingkungan sekirar. Ibu post partum harus punya keyakinan bahwa lingkungan akan mendukung dan selalu siap membantu jika mengalami kesulitan. Hal tersebut akan membuat ibu merasa lebih baik dan menguransi resiko terjadinya depresi post partum.
4.      Ungkapkan apa yang dirasakan
Ibu post partum jangan memendam perasaan sendiri. Jika mempunyai masalah harus segera dibicarakan dengan suami maupun orang terdekat. Petugas kesehatan dapat membantu ibu untuk mengungkapkan perasaan dan emosi ibu agar dapat lebih nyaman.
5.      Mencari informasi tentang depresi pot partum
Informasi tentang depresi pot partum yang kita berikan akan sangat bermanfaat sehingga ibu mengetahui faktor faktor pemicu sehingga ibu dapat mengantisipasi atau mencari bantuan jika menghadapi kondisi tersebut. Ibu juga harus mempelajari keadaan dirinya sehingga ketika sadar terhadap kondisi ini akan segera mendapatkan bantuan secepatnya.
6.      Menghindari perubahan hidup yang drastis
Maksudnya sesudah kelahiran akan berpengaruh terhadap emosional ibu, sehigga sebisa mungkin sebaiknya dihindari. Misalnya pindah kerja kerumah yang baru.
7.      Melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, membersihkan rumah, merawat tanaman dan pekerjaan rumah tangga lain dapat membantu melupakan gejolak emosi yang timbul pada periode post partum
(Sukrisno, 2010)

B. KONSEP  MANAJEMEN  KEBIDANAN
Manajemen  kebidanan  merupakan proses pemecahan masalah yang ditemukan dalam memberikan asuhan kebidanan dengan pengorganisasian pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis. Proses manajemen kebidanan  ini  terdiri  dari  tujuh  langkah yang  membentuk  kerangka  lengkap  yang  dapat  diaplikasikan  dalam  semua  situasi. Akan tetapi, setiap langkah – langkah  dapat  dipecah  menjadi  langkah  tertentu  dan  ini bisa  berubah sesuai  dengan  bagaimana  keadaan  pasien. (Varney, 2006)
Ketujuh  langkah  tersebut  adalah  sebagai  berikut :
  1. Pengumpulan  data dasar
Adalah melakukan pengkajian dengan  mengumpulkan  semua data  yang diperlukan  untuk  mengevaluasi  keadaan  pasien secara lengkap, yaitu:
a.       Riwayat kesehatan
b.      Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya
c.       Meninjau catatan terbaru dan catatan sebelumnya
d.      Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi
  1. Interprestasi  data
Melakukan  identifikasi  yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
Diagnosa kebidanan yaitu diagnosa yang ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur (tata nama) diagnosa kebidanan, yaitu:
a.       Diakui  dan  telah  disahkan  oleh  profesi  kebidanan
b.      Berhubungan  langsung  dengan  praktek  kebidanan
c.       Didukung  oleh  klinikal  judgement  dalam  lingkup  kebidanan
  1. Mengidentifikasi  diagnosa  atau  masalah  potensial
Mengantisipasi  masalah  atau diagnosa potensial dengan melakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa / masalah potensial ini benar-benar terjadi
  1. Tindakan  segera
Mengidentifikasi perlunya melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kebutuhan pasien.
  1. Merencanakan  asuhan
Mengembangkan  rencana  kebidanan  yang  komprehensif  yang  didukung  oleh keterangan  yang  rasional  dan  valid  sesuai  dengan  kebutuhan
  1. Pelaksanaan  asuhan  kebidanan
Melaksanakan  rencana  kebidanan  secara  efesien  dan  mendahulukan prioritas pelaksanaan  rencana  dapat  dilakukan  sepenuhnya  oleh  seorang  bidan atau berkolaborasi  dengan  tim  kesehatan  lain  jika  menemukan  komplikasi  pada pasien.
  1. Evaluasi
Menilai  keberhasilan  tindakan  yang  diberikan,  mengulang  kembali  melalui proses   manajemen  untuk  beberapa  aspek  yang  tidak  efektif
   










BAB III
TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. W P1A0H1 POSTPARTUM NORMAL HARI KE-ENAM  DI PUSTU KOTO KANDIS KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN      PESISIR     SELATAN PADA
TANGGAL 3 NOVEMBER 2008
             
A.    Data Subjektif
Pasien masuk pada tanggal/jam     : 3-11-2008 / 10.00 WIB
Didata pada tanggal/ jam              : 3-11-2008 / 10.00 WIB
1.      Alasan masuk  : kunjungan nifas hari ke-enam
2.      keluhan utama : ibu sulit istirahat pada malam hari, ibu merasa sangat sedih dan cemas  bayinya rewel
B.    DATA OBJEKTIF
1.      Pemeriksaan Umum
a.       Kesadaran                         : Compos Mentis Cooperatif
b.      Keadaan emosional           : emosi tidak stabil
c.       Keadaan umum                 : kurang baik
d.      BB                                     : 62 Kg
2.      Tanda-tanda Vital
a.       Tekanan darah        : 120/80 mmHg
b.      Nadi                        : 76 kali/ menit
c.       Pernafasan              : 23 kali / menit
d.      Suhu                       : 36,80C
3.      Pemeriksaan Fisik
a.       Inspeksi
1.)    Kepala
a)      Rambut: pendek,hitam,tidak berketombe,tidak rontok dan   bersih
b)      Mata    : conjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterik
c)      Muka   : tidak terdapat cloasma gravidarum, tidak oedema
d)     Mulut  : bersih, tidak berbau, tidak ada stomatitis
e)      Gigi                 : terdapat caries dentis
2.)    Leher     : tidak ada pembesaran kelenjer thyroid dan limfe
3.)    Dada
a)      Papilla                                  : tidak lecet
b)      Benjolan                               : tidak ada
c)      Pengeluaran ASI                  : ada
d)     Rasa nyeri/ masalah              : tidak ada
4.)    Abdomen          :
a)      Palpasi                                  : TFU  2 jari diatas symphisis
b)      Kontraksi uterus                   : baik
c)      Konsistensi uterus                : baik
d)     Kandung kemih                   : tidak teraba
5.)    Genitalia
a)      Kemerahan                           : tidak ada
b)      Bengkak                               : tidak ada
c)      Varises                                 : tidak ada
d)     Pengeluaran pervaginam (lochea)
·         Warna                             : kecoklatan
·         Jumlah                            : 10 cc
·         Bau                                 : amis
·         Konsistensi                     : encer
6.)    Ekstremitas
a)      Atas
·         Oedema                          : tidak ada
·         Sianosis pada ujung jari : tidak ada
·         Pergerakan                     : normal
b)      Bawah
·         Oedema                          : tidak ada
·         Varises                           : tidak ada
·         Pergerakan                     : normal
b.      Perkusi
1)      Refleks patella kanan  : (+)
2)      Refleks patella            kiri      : (+)
4.      Pemeriksaan Laboratorium
a.       Darah                   
1)      Hb                               : tidak dilakukan
b.      Urine
1)      Protenuria                     : tidak dilakukan
2)      Reduksi                                    : tidak dilakukan


MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.W P1A0H1 POST PARTUM NORMAL HARI KE-ENAM       DI PUSTU KOTO KANDIS KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN
PADA  TANGGAL  3 NOVEMBER  2008
PENGUMPULAN
DATA DASAR
INTERPRETASI
DATA DASAR
MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA/
MASALAH
POTENSIAL
TINDAKAN
SEGERA
MERENCANAKAN ASUHAN
MELAKSANAKAN PERENCANAAN
EVALUASI
Tanggal:4-11-2008
Jam       : 10.15WIB

DS:
1.      Ibu mengatakan sulit istirahat pada malam hari karena bayinya rewel
2.      Ibu mengatakan ASI telah banyak
DO:
1.      Bayi lahir spontan tanggal 29-10-2008 jam 09.50 WIB
2.      TTV
TD : 120/80  mmHg
N : 76 kali/menit
P  : 22 kali/menit
S    : 36,80C
3.      TFU : 2 jari diatas symphisis
4.      kontraksi uterus: baik
5.      kandung kemih tidak teraba
6.      lochea:
Warna  : kecoklatan
Jumlah : 10 cc
Bau      : amis
konsistensi    :encer
7.      perineum: tidak ada tanda-tanda infeksi



























DX:
Ibu P1A0H1 post partum normal hari ke-enam, KU ibu kurang baik, ibu dengan post partum blues.
Dasar:
1.Bayi lahir spontan tanggal 29-10-2008 jam 09.50 WIB
2.Kontraksi uterus baik
3.Kandung kemih tidak teraba
4.Lochea
Warna; kecoklatan
Jumlah :10 cc
Bau      : amis
Konsistensi: encer
5.perineum : tidak ada tanda-tanda infeksi
6.TTV
TD :120/80      
        mmHg
N  :76 kali/menit
P  :22 kali/menit
S  :36,80C


Masalah:
1.      kurang istirahat
2.      merasa sangat cemas dan sedih

Kebutuhan :
1.      Penjelasan tentang upaya menangani kurang istirahat
2.      Penjelasan tentang rasa cemas dan sedih



















Tidak ada
























































Tidak ada
























































1.      Jelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
1.      Menjelaskan pada ibu bahwa berdasarkan pemeriksaan keadaan ibu baik.
1.Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
2.      Jelaskan pada ibu pola istirahat untuk ibu nifas
2.      Menjelaskan pada ibu kalau bayinya sering terbangun pada malam hari, dan tidur pada siang hari. Ibu juga harus tidur / istirahat di saat bayinya tidur untuk memenuhi kebutuhan tidur dan istirahat ibu, minimal tidur siang selama 2 jam
2.Ibu mengatakan akan meningkatkan waktu tidur siangnya menjadi 2 jam




3.      Jelaskan pada ibu cara mengatasi rasa cemas dan sedih untuk ibu dengan post partum blues






















4.      Evaluasi pemberian ASI
3.      Menjelaskan pada ibu bahwa rasa cemas dan sedih yang berlebihan pada bayi dapat menyebabkan ibu mengalami perubahan psikologis yang dinamakan dengan post partum blues, oleh karena itu ibu harus mencegahnya agar tidak berlanjut menjadi yang lebih berat dengan cara :
a.       Persiapan diri yang baik
b.      Olahraga dan nutrisi yang cukup
c.       Ungkapkan apa yang dirasakan
d.      Melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak,dll.

4.      Menanyakan pada ibu pola pemberian ASI pada bayi
3.Ibu akan melaksanakan anjuran untuk mengurangi rasa cemas dan sedih agar tidak menjadi lebih berbahaya lagi.




















4.Ibu mengatakan hanya memberikan ASI saja pada bayinya, dan jika ASI lancer ibu akan memberi ASI ekslusif pada bayinya.
5.      Evaluasi pengetahuan dan keterampilan ibu tentang perawatan bayi
5.      Mengevaluasi pengetahuan dan keterampilan ibu tentang perawatan bayi
5.Ibu mengatakan telah mampu memandikan bayi
6.      Anjurkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan payudaranya dan memakai BH yang menyokong
6.      Menganjurkan ibu untuk membersihkan payudaranya dengan air hangat secara teratur setiap hari dan setiap akan dan selesai menyusui.Serta menggunakan BH yang menyokong
6.Ibu membersihkan payudaranya dan memakai BH yang menyokong
7.      Beri ibu tablet Fe
7.      Memberi ibu tablet Fe 1 x sehari dan ingatkan ibu cara mengkonsumsi sama dengan saat hamil yaitu tidak boleh diminum bersamaan dengan teh, kopi, atau susu dan dapat menyebabkan mual, dan BAB keras dan hitam
7.Ibu mengatakan akan minum obat dengan teratur
8.      Evaluasi pengetahuan ibu tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas
8.      Mengevaluasi pengetahuan ibu tentang masa nifas
8.Ibu mampu menyebutkan 4 dari 5 tanda bahaya yang dijelaskan pada 6 jam postpartum
9.      Anjurkan ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi
9.      Menganjurkan ibu untuk menggunakan alat kontasepsi yang sesuai untuk ibu menyusui:
·         MAL
·         kondom
·         minipil
·         suntikan progestin
·         implant
·         AKDR
9.Ibu mengatakan akan  menggunakan KB tapi akan berdiskusi dulu dengan suami tentang metode yang akan diguanakan
10.  Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang
10.  Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang jika ada keluhan.
10.               Ibu mengatakan akan berkunjung jika ada keluhan.


BAB IV
PEMBAHASAN  KASUS

Penulis  akan  membuat  pembahasan  setelah  melakukan  asuhan  kebidanan pada  Ny.”U”  selama  kehamilan, dan pada Ny. “W” selama persalinan,  nifas,  dan  perawatan  bayi baru  lahir,  dengan  tahap - tahap  manajemen  kebidanan  yang  terdiri  dari  pengkajian, interpretasi  data,  antisipasi  diagnosa  dan  masalah,  identifikasi  kebutuhan  yang memerlukan  penanganan  segera,  rencana  asuhan  dan  pelaksanaan  tindakan  serta  evaluasi.  Penulis  menemukan  banyak  kesamaan  antara  bahasan  dan  teori  dengan kenyataan  yang  ditemui  dilapangan,  namun  kesenjangan  tetap  ada.
Dalam  bab  ini  akan  dijabarkan  beberapa  persamaan  antara  bahasan  teoritis dengan  kenyataan  yang  ada  dilapangan  dan  juga  menguraikan  kesenjangan -kesenjangan  yang  ditemui  serta  mencari  jalan  keluarnya.  Sesuai  dengan  langkah -langkah  dalam  manajemen  kebidanan.
  1. Pengkajian
Dalam  melakukan  pengkajian  penulis  tidak  menemukan  kesulitan  yang berarti,  baik  dalam  pengumpulan  data  subjektif,  objektif  primer  dan  sekunder,  dimana  didukung  oleh  peralatan  dan  pelayanan  yang  memadai, klien  yang  kooperatif,  pencatatan,  yang  baik  dan  pembimbing klinik yang  bersedia memberikan  masukan  dan  saran.
Dibawah  ini  penulis  akan  uraikan  data  yang  diperoleh  dengan  teori  yang ada:
a.       Riwayat  penyakit  sekarang
Persalinan ibu normal dan tidak ditemukan komplikasi nifas
b.      Riwayat  sosial
Pasien  pada  kasus  ini  tidak  ditemui  kebiasaan  yang merugikan  kesehatan dan pemenuhan  nutrisi ibu pada masa nifas cukup  baik.


c.       Riwayat  penyakit  keluarga
Secara  teoritis  penyakit  keturunan  perlu  dikaji  karena  keturunan berpengaruh  pada  nifas.  Pada  kasus  ini  tidak  ditemukan
d.      Pemeriksaan  Umum  dan  Khusus
Dari hasil pemeriksaan pada kasus ini ditemukan penyimpangan ke arah patologis. Pasien mengalami perubahan psikologis pada masa nifas yaitu post partum blues sesuai dengan tinjauan teoritis
e.       Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan
  1. Interpretasi Data
a.       Diagnosa
Kunjungan II : Ibu post partum hari ke 6 dengan keadaan umum ibu kurang baik, ibu dengan post partum blues.
b.      Masalah
Kunjungan II: Kurang istirahat, merasa sangat cemas dan sedih
c.       Kebutuhan
Kunjungan II
1)      Informasi tentang keadaan ibu
2)      Istirahat
3)      Atasi rasa cemas dan sedih
4)      Memberikan ASI ekslusif
5)      KB

  1. Antisipasi Diagnosa dan Masalah
Disini penulis tidak melaksanakan antisipasi, diagnosa, masalah potensial pada ibu nifas karena tidak ada gejala yang mendukung
  1. Membutuhkan Tindakan Segera dan Kolaborasi
Suatu  nifas  yang  normal  tidak  ada  penyimpangan  kearah  patologis  sesuai dengan tinjauan teoritis  yang  ada.  Pada  tinjauan  teoritis  kasus  tidak  dilakukan  segera dimana  gejala  yang  ada  pada  pasien  masih  dalam  batas  fisiologis.
  1. Perencanaan  Tindakan
Dirumuskan  mengacu  pada  masalah  yang  kita  temui  waktu melakukan  pengkajian.
  1. Pelaksanaan  Tindakan
Dalam pelaksanaan, semua  rencana  tindakan  dapat  dilakukan penulis.
  1. Evaluasi
Berdasarkan tindakan yang penulis lakukan  selama  melakukan  manajemen  kebidanan  terhadap  ibu nifas penulis  mengambil  kesimpulan  bahwa  pada  dasarnya  semua  tujuan  yang direncanakan  dapat  berhasil  dengan  baik.
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar