MAKALAH
CONTRACEPTIVE
TECHNOLOGY UPDATE (CTU)
Disusun oleh :
Kelompok II
Tingkat II A
1.
Anita Rusadi (13211334)
2.
Meri Wahyuni (13211358)
3.
Renda Seri
Jassani (13211369)
4.
Monda
Fifironika (13211359)
5.
Ef Elmita (13211344)
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
STIKes
MERCUBAKTIJAYA PADANG
TAHUN
AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur
penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah keluarga berencana yang berjudul Contraceptive
Technology Update (CTU).
Selama proses penyusunan makalah
ini, tidak lepas dari peran dan dukungan dari berbagai pihak yang telah memberi
semangat kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing penulis,
teman – teman yang telah membantu dan
memberi dukungan terhadap penulis
sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran dari para pembaca
maupun dosen pembimbing sangat di harapkan demi perbaikan untuk masa-masa yang
akan datang.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Padang, Mai
2015
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang .................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah................................................................ 2
C.
Tujuan
Penulisan ................................................................. 2
D.
Manfaat
Penulisan ............................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................ 3
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan
......................................................................... 14
B.
Saran
................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Teknologi Kontrasepsi Terkini (TKT) atau
Contraceptive Technology Update (CTU) merupakan suatu upaya untuk pemutakhiran
informasi dan teknologi kontrasepsi. Penggunaan istilah teknologi terkini,
tidaklah indentik dengan penggunaan peralatan canggih dan piranti yang mahal.
Istilah ini diartikan sebagai teknologi tepat guna dan sesuai untuk institusi
pelayanan dengan sumber daya terbatas, dilaksanakan oleh petugas yang kompeten,
dan memberi manfaat maksimal bagi masyarakat atau keluarga yang membutuhkan
pelayanan kontrasepsi berkualitas. Pemahaman tentang teknologi terkini, juga
diharapkan dapat mengurangi/menghilangkan masalah barier medik diantara petugas
klinik yang sebelumnya menjadi penghambat akses bagi keluarga yang membutuhkan
pelayanan KB. Bagaimanapun juga, pemberi pelayanan KB tentunya memerlukan
penyegaran pengetahuan dan keterampilan yang disesuaikan dengan kemajuan
teknologi kontrasepsi maupun perkembangan ilmu terbaru untuk meningkatkan akses
dan mutu pelayanan KB bagi masyarakat. Menindaklanjuti hal tersebut, dirancang
suatu kegiatan untuk menyiapkan petugas kesehatan yang mampu memberikan
pelayanan KB efektif dan berkualitas. Belum lama ini, tepatnya tanggal 07 Maret
2011 telah dimulai kegiatan Pelatihan Kompetensi Pemasangan IUD dan Implant
Bagi Bidan dan Dokter Tingkat Kabupaten Brebes yang dibuka oleh Kepala BKBPP
Emastoni Ezam, SH, MH. Kegiatan yang dihelat dengan kerjasama antara BKBPP,
IBI, IDI, dan P2KP-KR Kabupaten Brebes ini melatih para bidan dan dokter
se-Kabupaten Brebes. Sebagian besar peserta adalah para bidan desa, bidan
puskesmas, dan bidan DKK yang berada di bawah naungan IBI.
Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian
besar pemberi pelayanan KB adalah para bidan. Program KB di Indonesia tidak
akan berhasil tanpa hadirnya bidan. Bidan merupakan ujung tombak penyedia
layanan KB. Hal senada tercantum dalam Kepmenkes No. 1464/Menkes/PER/X/2010
yang menyatakan bahwa bidan dalam menjalankan praktiknya berwenang untuk
memberikan pelayanan yang meliputi pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan
anak, pelayanan KB, dan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan. Para anggota
IBI diharapkan dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas pelayanan
kesehatan reproduksi terstandar. Standarisasi pelayanan KB telah ada dalam
kebijakan Depkes RI yang meliputi keahlian, kompetensi, peralatan, sarana,
prasarana, dan manajemen klinik. Oleh karenanya, melalui pelatihan ini
diharapkan kualitas pelayanan KB akan semakin meningkat sesuai dengan standar
sehingga dapat memuaskan klien/akseptor KB, yang pada gilirannya dapat
meningkatkan jumlah akseptor KB.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Adapun
rumusan masalah dari latar belakang tersebut yaitunya apa saja Teknologi
Kontrasepsi Terkini (TKT) atau Contraceptive Technology Update (CTU) yang ada
saat ini?
C.
TUJUAN
PENULISAN
Adapun
tujuan penuliosan dari rumusan masalah diatas yaitu untuk mengetahui apa saja Teknologi
Kontrasepsi Terkini (TKT) atau Contraceptive Technology Update (CTU) yang ada
saat ini
D.
MANFAAT PENULISAN
1. Bagi Institusi
Makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) dan dapat dijadikan sebagai buku sumber untuk
kepustakaan institusi, terutama untuk mata kuliah Keluarga Berencana ssdan mata
kuliah yang terkait.
2. Bagi Mahasiswa
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
dalam pelayanan kebidanan yang diberikan serta dapat mengaplikasikan ilmu yang
didapat selama mengikuti perkuliahan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Alat Kontrasepsi Terbaru
Penemuan terkini Alat Kontrasepsi perkembangan
teknologi memang terus berkembang dan tidak terkecuali dengan alat kontrasepsi
beberapa penemuan terkini alat kontrasepsi diantaranya :
1.
Kondom 'spray-on'
Seorang penemu di Jerman telah
membuat kondom dengan sistem semprot. Dengan kondom ini, dijamin tak akan ada
lagi yang bingung mencari kondom yang sesuai sebab kondom akan menyesuaikan
ukuran dengan sendirinya.
Menurut sang penemu, Jan Vinzenz
Krause, direktur Institute for Condom Consultancy Jika pergi ke toko obat untuk
membeli kondom, yang kebanyakan dijual adalah yang pas untuk pria dengan
panjang penis rata-rata 14,5 cm. Tetapi banyak orang yang memiliki penis lebih
kecil atau lebih besar dari ukuran itu. Maka
Krause menciptakan kondom yang disebut kondom 'spray-on' dengan sistem pompa
yang menyemprotkan lateks cair ke alat kelamin dalam hitungan detik. Krause
telah mengajukan hak paten untuk sistem penyemprotan lateks yang ia ciptakan.Ia
mengaku sudah memiliki prototipe yang sukses dan penemuannya ini dalam
percobaan dapat menyesuaikan ukuran dengan ukuran yang paling besar sekalipun.
Untuk menggunakan kondom semprot ini,
pria memasukkan penisnya ke dalam tabung dan menekan tombol untuk menyemprotkan
lateks cair dari cartridge yang bisa dilepas. Karet lateks akan mengering dalam
hitungan detik. Setelah selesai digunakan, kondom ini bisa dilepas seperti
kondom biasa. Waktu yang dibutuhkan agar lateks dapat mengering adalah sekitar
20 - 25 detik. Tapi Krause sedang mengupayakan agar waktunya bisa dipercepat
lagi menjadi 10 detik.
Dalam survei yang lakukan, ditemukan
ada 2 tanggapan yang berbeda dari para pria. Beberapa pria mengatakan itu ide
yang hebat dan akan sangat membantu karena sulit menemukan kondom yang pas.
Sedangkan lainnya mengatakan tidak bisa membayangkan cara penggunaannya.
Masalahnya adalah karena memakai kondom dianggap mengganggu hubungan seks.
Kondom spray-on ini dijual dengan harga yang lebih mahal daripada kondom
konvensional.
2.
Kondom Spray
Sebuah perusahaan Cina bernama Blue Cross
Bio-Medicalmenawarkan suatu spray kondom (foam condom) yang dibuat dari silver
“nanotech” partikel. Alat kontrasepsi terbaru dengan spray condom. Alat
kontrasepsi ini tidak digunakan bagi laki-laki tetapi digunakan oleh pihak
wanita.
Penggunaannya busa spray tersebut disemprotkan
ke vagina, setelah itu busa spray akan membentuk semacam selaput dan
mencegah konsepsi serta melindungi terhadap infeksi. Semprotan spray
menggunakan polyvinyl alcohol resin sebagai bahan dasarnya, yang sudah
terkandung dengan silver “ nanotech ” partikel, sehingga memberikan spermicide dan antiseptik pelumas yang dapat membantu mencegah
penyakit menular seksual (PMS). Sepertinya produk ini aman digunakan dan
penggunaannya menurut produsennya, Blue Cross Bio-Medical sebagai berikut ini :
ii.
Masukkan selang kecil kedalam kaleng
foam condom
iii.
Balikkan kaleng foam condom (lihat
di gambar) dan arahkan selang kecil tersebut ke dalam vagina, serta
tekan dengan perlahan. Masukkan selang sekitar 6-8cm ke dalam vagina (panjang
selangnya sendiri sekitar 9cm). Tekan foam condom dengan jari telunjuk hingga
busa memenuhi vagina.
iv.
Bersihkan selang kecil itu
v.
Gunakan dalam 1-5 menit sebelum melakukan hubungan sexsual/jimak, dan lakukan sekali lagi
setelah selesai melakukan hubungan/jimak.
3.
Suntik KB untuk Pria
Alat kontrasepsi akan semakin bermacam pilihan dan
tentunya akan menjadi alternative bagi pasangan suami isteri untuk menentukan
metode keluarga berencananya. Selama ini alat kontrasepsi suntikan ataupun pil
Kb hanya monopoli kaum wanita. Namun dengan penemuan yang terbaru ini, lelaki
sudah bisa menggunakan alat kontrasepsi suntik. Disatu sisi hal ini mungkin
menguntungkan kaum wanita karena bisa bergantian menggunakan alat kontrasepsi,
namun dilain pihak juga khawatir penemuan ini akan makin menumbuhsuburkan
perilaku seks bebas lelaki karena pria tidak takut lagi akan menghamili
pasangan yang sah.
Keterlibatan laki-laki dalam penggunaan alat
kontrasepsi di Indonesia memang masih rendah. Selain kondom, vasektomi
(memotong saluran benih untuk menghambat transportasi sperma) merupakan pilihan
dari jenis kontrasepsi yang saat ini tersedia untuk pria. Untuk mencari
alternatif kontrasepsi terbaru, kini para ahli tengah meneliti kontrasepsi pria
yang lebih efektif, yakni suntikan testoteron. Berdasarkan uji coba terhadap
1.045 pria sehat berusia 20-45 tahun di Cina, suntikan testoteron terbukti
efektif sebagai alat kontrasepsi pria.
Para responden yang memiliki pasangan
usia subur tersebut disuntik dengan 500 miligram formula testoteron setiap
bulan selama 30 bulan. Hasil penelitian menunjukkan angka kegagalan (terjadinya
kehamilan) hanya 1,1 per 100 pria dalam kurun waktu 24 bulan. Para peneliti
juga melaporkan tidak ditemukannya efek samping dalam penggunaan suntikan ini.
Selain itu, setelah penghentian suntikan, kemampuan memproduksi sperma pada
laki-laki tersebut kembali normal.
4.
MOW tanpa Sayatan
Teknik terbaru sterilisasi wanita, yakni operasi tanpa
sayatan pada perut mulai dikembangkan. Teknik tersebut menggunakan pendekatan
histereskopi streilisasi wanita. Sebelumnya, ada dua teknik operasi sterilisasi
wanita pada umumnya, yaitu melalui sayatan ± 10 cm pada perut (minilaparatomi)
atau menggunakan teknik minim sayatan ± 1,5 – 2 cm pada perut (laparoskopi).
Teknik terbaru telah dikembangkan sejak lama dan terus
dimodifikasi sehingga lebih aman dan nyaman. Sekarang, dengan teknologi terkini
dan penemuan peralatan-peralatan terbaru yang sangat kecil serta menggunkan
bahan dasar terpercaya, teknik tersebut mulai diterima dunia kedokteran dan
masyarakat awam. Teknik ini menggunkan alat berupa histereskopi yang dimasukkan
ke dalam rahim melalui vagina dan mulut rahim.
Histreskopi adalah alat kedokteran yang terdiri atas
kamera mikro resolusi tinggi (high definition) dengan diameter 0,3 cm yang
disertai dengan working channel. Dengan histerekopi, dokter dapat melihat
keadaan di dalam rahim melalui monitor dan melihat secara tepat muara kedua
saluran telur. Setelah dokter menentukan saluran telur, alat steril yang sangat
kecil dimasukkan melalui working channel secara tepat ke dalam saluran telur
dengan bimbingan histereskopi secara tepat. Berbeda dari banyak alat
kontrasepsi lainnya, alat mikrosteril ini tidak mengandung hormon sehingga
tidak akan mempengaruhi siklus haid alami setiap bulan.
Tindakan tanpa sayatan itu bisa dilakukan baik dengan
pembiusan lokal maupun tanpa pembius di ruang praktik, khusus dan tidak
memerlukan waktu pemulihan lama. Sebab setelah operasi, pasien dapat langsung
pulang dan kembali ke aktivitas semula tanpa harus rawat inap. Histereskopi
sterilisasi wanita ini dapat dilakukan secara tepat, cepat dan mudah bila
ditangani tenaga kesehatan terlatih di sarana kesehatan lengkap.
5.
RISUG (Reversible Inhibition of
Sperm Under Guidance)/Penghambatan Sperma
Reversibel di Bawah Bimbingan
Metode ini pertamakali ditemukan di
India oleh seorang profesor biomedis dari Indian Institute of Technology
bernama Sujoy K. Guha. RISUG terdiri dari campuran bubuk stirena maleat
anhidrida (SMA) dengan dimetil sulfoksida (DMSO). Gel yang dihasilkan
disuntikkan ke vas deferens untuk melapisi dinding vas deferens dan memblokir
lorongnya (lumen).
RISUG (Reversible Inhibition of Sperm Under
Guidance) /Penghambatan Sperma
Reversibel di Bawah Bimbingan ini merupakan salah satu metode
kontrasepsi yang bekerja di dalam saluran vas deferens atau saluran yang
berfungsi untuk mengalirkan sperma. Salah satu keuntungan dari metode ini
adalah karena bersifat sementara, sehingga kesuburan dapat kembali apabila
diinginkan. Suntikan ini sangat efektif dan per dosis bisa bertahan hingga 10
tahun. Efek sampingnya juga sedikit dan dosisnya bisa disesuaikan dengan
kebutuhan.
RISUG disuntikkan melalui metode yang
mengekspos vas deferens seperti pada metode vasektomi tanpa pisau bedah. Setelah penerapan anestesi lokal, dokter membuat
lubang di kulit skrotum yang sangat kecil sehingga tidak memerlukan jahitan
tetapi membuat vas deferens mudah terlihat. Proseurnya dengan menyuntikan
bahan sejenis polymer yang berbentuk gel ke dalam saluran vas deferens,
sehingga gel tersebut akan melapisi bagian dalam dinding vas deferens. Keseluruhan prosedur biasanya membutuhkan waktu kurang
dari 15 menit.
Gel polymer tersebut nantinya akan membunuh setiap
sperma yang melewati saluran vas deferens sehingga mencegah terjadinya
kehamilan. Kemudian apabila pria menginginkan kesuburannya kembali baik dalam
hitungan bulan ataupun tahun, maka bahan polymer akan dibersihkan dari saluran
vas deferens melalui suntikan lain.
6.
Pemanasan
Telah lama diketahui bahwa kenaikan suhu yang sebentar
pada bagian testis dapat menekan pembentukan sperma (spermatogenesis),
sementara kenaikan suhu yang lebih lama dapat mempengaruhi patologi testis dan
terjadinya cryptorchidism, varicocele serta ketidaksuburan sementara.
Penelitian klinis yang dilakukan untuk mengevaluasi
potensi dari alat pembungkus bagian scrotal untuk digunakan sebagai metode
kontrasepsi pria yang praktis menunjukkan penurunan yang reversible terhadap
jumlah sperma tetapi masih kurang kuat untuk dijadkan metode kontrasepsi yang
terpercaya. Karena masih terdapat hal yang meragukan termasuk masalah keamanan
dari metode ini, maka penelitian lebih lanjut masih terus dilakukan.
a.
Suspensory
Alat ini dirancang untuk menjaga testis pada
tempatnya, meningkatkan temperaturnya yang berdampak pada berkurangnya produksi
sperma. Alat yang berbentuk seperti celana dalam pria ini, harus digunakan
setiap hari agar efektif.
b.
External
Heat
Sumber panas dari luar ini mirip dengan suspensory
yaitu meningkatkan temperatur disekitar alat vital untuk mengurangi produksi
sperma. Karena tergantung dengan temperatur tubuh, waktu yang dibutuhkan lebih
cepat dibandingkan menggunakan suspensory. Sauna, alat penghangat dan beberapa
peralatan bisa digunakan untuk membuat temperatur tubuh meningkat dan produksi
sperma berkurang.
c.
Pendekatan
imunologis
Pada pendekatan imunologis terhadap kontrasepsi, maka
tubuh akan dibuat untuk menyerang spermanya sendiri. Akan tetapi pendekatan ini
banyak mengundang perdebatan karena ketidakpastian untuk memperoleh kesuburan
kembali, selain itu perbedaan species antara hewan dan manusia menyebabkan
kesuksesan pada percobaan dengan hewan lebih sulit untuk diadaptasikan ke
manusia dibandingkan metode lain. Sampai saat ini, metode ini pun masih dalam
tahap penelitian lebih lanjut.
7.
Metode Kontrasepsi Hormonal
a.
Testosterone
Penelitian mengenai metode kontrasepsi hormonal untuk
pria pada awalnya banyak menggunakan testosterone yang digunakan untuk
mengelabuhi otak sehingga menghentikan produksi sperma. Tetapi hal tersebut
ternyata tidak terlalu sukses apabila dibandingkan dengan kerja pil kontrasepsi
pada wanita yang dapat menghentikan terjadinya ovulasi.
b.
Prolaktin
Penelitian terbaru akhirnya banyak dilakukan untuk
menemukan hormon lain yang dapat mempengaruhi produksi sperma. Hormon tersebut
adalah prolaktin, hormon yang biasa terdapat pada wanita hamil untuk mengontrol
produksi air susu ternyata terdapat juga pada pria.
Untuk dapat berfungsi sebagai alat kontrasepsi, tablet
yang dapat menghambat produksi prolaktin harus diminum setiap hari yang
dibarengi dengan suntikan/implant yang mengandung testosterone. Hal ini juga
masih menimbulkan perdebatan terutama mengenai tingkat kepatuhan pria untuk
minum pil tersebut setiap hari.
c.
Desogestrel
Selain itu para peneliti di Manchester telah
mengkombinasikan pemberian desogestrel (digunakan pada pil kontrasepsi untuk
wanita) dan koyo yang mengandung testosterone untuk digunakan sebagai
kontrasepsi pada pria. Cara kerjanya adalah : desogestrel akan menghentikan
produksi testosterone di testis sehingga produksi sperma juga terhenti,
sedangkan koyo testosterone akan menyediakan kebutuhan testosterone yang
diperlukan oleh bagian tubuh yang lain (tanpa adanya testosterone, maka pria
akan Kehilangan bulu-bulu di wajah dan payudara akan membesar). Akan tetapi
kesuksesan metode ini pada pria yang penggunakannya hanya sekitar 60 %.
Oleh sebab itu, maka penggunaan kontrasepsi hormonal
pada pria sampi saat ini masih dalam tahap penelitian lebih lanjut, walaupun
tidak mustahil suatu saat nanti akan ada kontrasepsi hormonal untuk pria yang
se-efektif dan se-aman seperti kontrasepsi hormonal untuk wanita.
d.
Suntikan
progesteron
Pemberian hormon progesteron pada pria akan berdampak
pada turunnya produksi sperma.
8.
Pil Kontrasepsi Non Hormonal
a.
Ekstrak Tanaman Gandarusa (Justicia
gendarussa)
Saat ini tengah dikembangkan metode kontrasepsi bagi
pria dari ekstrak tanaman Gandarusa. salah seorang peneliti dari universitas
Airlangga Surabaya, Drs. Bambang Prayogo, Apt. yang meneliti khasiat dari
tanaman Gandarusa dan pengaruhnya sebagai kontrasepsi alami bagi pria.
Kandungan kimia tanaman gandarusa adalah Alkaloid, saponin, Flavonoid, Polifenol,
Alkaloid yustisina dan minyak atsiri, bagian tanaman yang digunakan adalah
seluruh bagian tumbuhan.
Tanaman gandarusa memiliki sifat
antispermatozoa, dan saat ini proses penelitian tersebut sudah memasuki uji
klinis. Menurut Drs. Bambang, cara kerja senyawa ekstrak gandarusa ini
mirip seperti metode hormonal KB. Yakni menurunkan aktifitas enzim
hialuronidase didalam spermatozoa, sehingga sel sperma tidak mampu menembus sel
telur. Pada fase pertama penelitiannya, dilibatkan 36 subyek sehat dan subur.
Setelah itu, obyek penelitian dilipatgandakan menjadi 120 pasangan usia subur
(PUS). Dari hasil uji klinik tersebut, ternyata 100 persen memiliki hasil
maksimal. Tidak terjadi kehamilan pada si wanita. Dalam uji coba ketiga ini
Drs. Bambang telah mengujikan hasil temuannya kepada sekira 350 pasangan muda
subur. Proses uji coba ini masih berjalan dan sebentar lagi akan mendapatkan
hasil yang maksimal.
Diungkapkan Bambang untuk membuat kapsul dibutuhkan
waktu yang sangat lama. Bukan hanya satu atau dua tahun, tetapi membutuhkan
waktu puluhan tahun karena langsung bersentuhan dengan masyarakat. Mulai
mencari bahan, memproses secara ilmiah yang benar-benar steril, hingga
pengujian di masyarakat. Dalam uji coba itu, pasangan muda harus minum kapsul
setiap hari sekali selama 30 hari.
Serangkaian penelitian panjang selama bertahun-tahun
ini memang benar-benar membuktikan ekstrak daun gandarusa sudah terbukti
efektif untuk mencegah kehamilan bagi sang istri. Meski berhubungan dengan
pasangan, dengan mengonsumsi pil KB pria ini secara teratur kelahiran bisa
dicegah. Bahkan para pria yang merupakan akseptor KB tersebut mengaku makin
jantan. Saat ini proses pengembangan itu sudah selesai, sehingga 2012
diperkirakan pil KB pria pertama di dunia ini bisa dikonsumsi oleh masyarakat.
Dalam penelitian didapati penggunaan pil KB khusus
pria ini tak akan mengakibatkan menurunnya gairah seks. Bambang mengharapkan
tidak ada penyalahgunaan untuk hal-hal yang tidak semestinya. Pria yang
mengonsumsinya dijamin tetap bisa melakukan rutinitas pemenuhan kebutuhan
batinnya, tanpa takut pasangannya mengalami kehamilan. Jadi tak perlu takut.
Hanya saja yang perlu dicatat adalah jika benar ini sudah diedarkan
jangan sampai disalah gunakan.
Gandarusa, merupakan tanaman herbal yang sudah
dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat sebagai tanaman obat. Menurut situs
Wikipedia, tanaman gandarusa ini selain memiliki sifat antispermatozoa juga
memiliki efek analgetik, antidiuretik. Menurut salah seorang pembudidaya
gandarusa, Tini Hartini, Gandarusa ini bisa digunakan sebagai obat anti nyeri
ketika keseleo.
b.
Bahan BMS 189453 yang dapat
mengeblok reseptor asam retinoat (suatu zat untuk metabolisme vitamin A).
Sedangkan studi di luar negeri meneliti suatu obat
yang dapat menghambat produksi sperma. Saat ini penelitian mencapai tahap uji
pada hewan coba. Hal ini memberikan harapan baru bagi perkembangan KB untuk
pria. Pada suatu jurnal endokrinologi disebutkan penelitian eksperimental suatu
bahan BMS 189453 yang dapat mengeblok reseptor asam retinoat (suatu zat untuk
metabolisme vitamin A). Vitamin A ini merupakan faktor pertumbuhan yang
dibutuhkan dalam proses pembelahan dan kelangsungan hidup sel-sel sperma di
testis. Cara kerja pil KB pria ini berbeda dengan pil KB perempuan yang berisi
hormon sintetis.
Seperti kita ketahui bersama bahwa vitamin A berperan
penting dalam mempertahankan fungsi penglihatan, tetapi penggunaan pil KB pria
ini ternyata tidak mengganggu fungsi penglihatan. Para peneliti menyebutkan
bahwa terdapat jalur yang berbeda antara fungsinya dalam proses penglihatan
dengan proses produksi sperma.
Dalam suatu studi, peneliti memberikan pil ini pada
hewan coba. Hasil penelitian menunjukkan produksi sperma berhenti sehingga
menyebabkan hewan coba ini mengalami kemandulan selama 2-4 minggu. Hal ini
menunjukkan bahwa obat ini mempunyai efek temporer.
c.
Nifedipine
Adalah jenis obat yang termasuk calcium channel
blockers (CCBs). Penelitian menunjukkan CCBs bisa menghambat saluran kalsium
dalam membran sel sperma. Hal itu akan berdampak menghambat kerja sperma tetapi
tidak berpengaruh pada produksinya. Seseorang yang mengonsumsi nifedipine
jumlah spermanya tetap tetapi fungsinya menurun.
9.
Ultrasound
Saat ini, peneliti dari Universitas North Carolina,
AS, sedang menguji apakah gelombang ultrasound bisa menjadi metode kontrasepsi
baru bagi pria. Penelitian ini menemukan, gelombang ultrasound di bagian testis
diketahui cukup aman menghentikan produksi sperma selama enam bulan. Prinsip kerjanya adalah menembakkan ultrasound ke testis supaya produksi sperma turun sampai
tingkat nol. Angka ini merupakan angka ideal untuk mencegah terjadinya konsepsi
atau kehamilan. Namun, para peneliti masih berkutat untuk mencari tahu
cara mengembalikan kesuburan pria setelah melakukan metode ini. Pasalnya, ada
kemungkinan pria ingin memiliki anak lagi.
Mengembalikan kesuburan menjadi isu penting, karena
sekali testis berhenti memproduksi sperma dan cadangan sperma dikosongkan, pria
akan menjadi tidak subur sementara. Menurut Dr James Tsuruta alat kontrasepsi ini
dapat diandalkan selama 6 bulan, dengan biaya murah dan termasuk kontrasepsi
non-hormonal dengan satu kali perawatan. Dr Tsuruta juga menambahkan, metode
ultrasound ini sudah umum digunakan sebagai instrumen terapi dalam kedokteran
olahraga atau klinik terapi fisik. Maka itu, diharapkan tujuan jangka panjang
penelitian ini adalah menciptakan alat KB yang sesuai untuk pria, tanpa
membahayakan kesuburan.
10. Implant
Terkini
Susuk/implant disebut alat kontrasepsi bawah kulit,
karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini
disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam. Bentuknya semacam
tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar
batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul atau
tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa
hormon.Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi,
konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma.
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang
diganti setiap tahun. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang
ingin hamil lagi.
Macam Implant
a. Non
Biodegradable Implan
a) Norplant (6
kapsul), berisi hormon levonorgestrel, daya kerja 5 tahun.
b) Norplant-2
(2 batang), berisi hormon levonorgestrel, daya kerja 3 tahun.
c) Norplant 1
batang, berisi hormon ST – 1435, daya kerja 2 tahun.
d) Norplant 1
batang,1 batang berisi hormon 3 keto desogestrel, daya kerja 2,5 – 4 tahun.
Saat ini di Indonesia sedang di uji coba IMPLANON,
implant 1 batang dengan panjang 4 cm, diamater luar 2 mm, terdiri dari suatu
EVA (Ethylene Vinyl Acetate) berisi 60 mg 3 ketodesogestrel yang dikelilingi
suatu membran EVA, berdaya kerja 2 – 3 tahun.
b. Biodegradable
Yang sedang diuji coba saat ini :
a) Copronor PP
Suatu kapsul
polymer berisi hormon levronorgastel dengan daya kerja 18 bulan.
b) Pellets
Berisi
norethindrone dan sejumlah kecil kolesterol,daya kerja 1 tahun
Yang Paling Sering Dipakai
1. Norplant
a. Dipakai
sejak tahun 1987
b. Terdiri dari
6 kapsul silastik (karet silicone) yang berisi dengan hormon levonorgestrel dan
uung – ujung kapsul ditutup dengan silastik adhesive
c. Sangat
efektif untuk mencegah kehamilan 5 tahun
d. Saat ini
norplan yang paling banyak dipakai
2. Implanon
a. Dipakai sejak
tahun 1987
b. Terdiri dari
2 batang silatik yang padat panjang tiap batang 40 mm, diameter 2,4 mm
c. Masing –
masing batang diisi dengan 68 mg 3 ketodesogastrel di 2 matriks batang
d. Sangat
efektif untuk mencegah kehamilan selama 3 tahun
3. Jadena dan
indoplant
Terdiri dari
2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgastrel dengan lama kerja 3 tahun
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Teknologi
Kontrasepsi Terkini (TKT) atau Contraceptive Technology Update (CTU) merupakan
suatu upaya untuk pemutakhiran informasi dan teknologi kontrasepsi. Penggunaan.
Pemahaman tentang teknologi terkini, juga diharapkan dapat
mengurangi/menghilangkan masalah barier medik diantara petugas klinik yang
sebelumnya menjadi penghambat akses bagi keluarga yang membutuhkan pelayanan
KB. Bagaimanapun juga, pemberi pelayanan KB tentunya memerlukan penyegaran
pengetahuan dan keterampilan yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi
kontrasepsi maupun perkembangan ilmu terbaru untuk meningkatkan akses dan mutu
pelayanan KB bagi masyarakat.
B. SARAN
Semoga dengan penyusunan makalah yang kami buat ini, dapat memberikan
pedoman, inspirasi dan kreatifitas bagi teman – teman. Dan sebuah kreatifitas
yang bisa terilhami dari apa saja yang kemudian diaplikasikan dalam proses
belajar yang baik meskipun bentuk makalah ini sangat sederhana dan masih banyak
yang perlu disempurnakan karena masih ada kesalahan – kesalahan dalam
penyusunan makalah kami ini.
Saran dan kritik (masukan) sangat dibutuhkan untuk membantu penulis dalam
memperbaiki suatu rangkaian tersebut, dan itu semua sangat berharga dalam suatu
hal dan yang bersifat membangun dan upaya untuk mewujudkan keberhasilan serta
sebagai pengayaan nilai yang maksimal. Semoga mendapat berkah dan memiliki
manfaat bagi kita semua serta mudah untuk dipahami. Atas kritik dan sarannya, kami mengucapkan
terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
NRC-POGI, 1996. Buku Acuan Nasional
Pelayanan Keluarga Berencana.
www. bkkbn.go.id
www. bkkbn.go.id
Arjoso, S. 2005. Rencana Strategis
BKKBN. SS
Mohon perhatian, keseluruhan teks pada Latar Belakang makalah di atas adalah salinan/jiplakan dari tulisan kami. Mohon teman-temanku yang baik, di lain kesempatan Sertakan sumber dan beri link ke sumber tulisan bila melakukan saduran atau jiplakan. Terima kasih, Selamat Berkarya kawan!
BalasHapus