MAKALAH
ASUHAN PADA NEONATUS BAYI DAN BALITA
DENGAN MASALAH DIAPER RUSH
Disusun oleh :
Nama : Meri Wahyuni
NIM : 13211358
Tingkat : II A
Dosen Pembimbing : Dian Furwasyih,S.Keb Bd
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
TAHUN AJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Asuhan Neonatus yang berjudul Makalah
Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita Dengan Masalah Diaper Rash.
Selama
proses penyusunan makalah ini, tidak lepas dari peran dan dukungan dari
berbagai pihak yang telah memberi semangat kepada penulis untuk
menyelesaikan makalah ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada dosen pembimbing yang telah membimbing penulis, teman – teman
yang telah membantu dan memberi dukungan terhadap penulis sehingga
makalah ini selesai tepat pada waktunya.
Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan
dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran dari para pembaca
maupun dosen pembimbing sangat di harapkan demi perbaikan untuk
masa-masa yang akan datang.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Padang, November 2014
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ iDAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang ................................................................................ 1
- Rumusan Masalah............................................................................ 2
- Tujuan Penulisan ............................................................................. 2
- Manfaat Penulisan ........................................................................... 3
- Pengertian Diaper Rash.................................................................... 5
- Patofisiologi Dan Manifestasi Klinis .............................................. 6
- Cara Pencegahan Diaper Rash Pada Bayi ....................................... 7
- Perawatan Pada Bayi Yang Mengalami Diaper Rash...................... 8
BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................... 20
BAB V PENUTUP
- Kesimpulan ..................................................................................... 21
- Saran ............................................................................................... 21
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Penyakit
kulit bisa menyerang siapa saja, baik laki-laki, perempuan, orang
dewasa, kanak-kanak bahkan bayi. Karena anatomi kulit yang sangat
berbeda dengan orang dewasa, bayi merupakan kelompok usia yang sangat
rentan terhadap gangguan kulit.
Menurut
Bernard Cohen, M.D, direktur ilmu kesehatan kulit anak dari Johns
Hopkins Children's Center, kulit merupakan organ bertindak sebagai
benteng pertahanan terhadap beragam elemen yang mengancam tubuh mulai
dari sinar matahari hinga bakteri. Pada tahun pertama, seorang bayi akan
sangat rentan terhadap gangguan karena lapisan kulit mereka belum
sempurna. Pasalnya dibutuhkan waktu hingga satu tahun bagi epidermis
kulit untuk berkembang dengan cepat dan berfungsi secara efektif.
Incidence
rate (angka kejadian) ruam popok berbeda-beda di setiap negara,
bergantung pada hygiene, pengetahuan orang tua (pengasuh) tentang tata
cara penggunaan popok dan mungkin juga berhubungan dengan faktor cuaca.
Kimberly A Horii, MD (asisten profesor spesialis anak Universitas
Misouri) dan John Mersch, MD, FAAP menyebutkan bahwa 10-20 % Diaper
dermatitis dijumpai pada praktek spesialis anak di Amerika. Sedangkan
prevalensi pada bayi berkisar antara 7-35%, dengan angka terbanyak pada
usia 9-12 bulan. Sementara itu Rania Dib, MD menyebutkan ruam popok
berkisar 4-35 % pada usia 2 tahun pertama.
Menurut laporan Journal of Pediatric terdapat 54% bayi berumur satu bulan yang mengalami diaper rash setelah memakai ”disposable diape” yang pertama kali dibuat oleh Victor Miller tahun 1950 dengan nama Pampers
dan populer diseluruh dunia yang semula diharapkan ibu-ibu agar bayinya
nyaman dan tetap kering, namun akhirnya tetap kembali pada popok kain
hasilnya tetap sama.
Setiap anak yang menggunakan popok maka berpotensi untuk menderita ruam popok. Hampir 50% bayi pemakai popok mengalami diaper rash
yang mengakibatkan bayi rewel dan susah tidur (liputan 6 com jakarta
2000). Berdasarkan penelitian Philipp dan kawan-kawan seperti
dipublikasikan dalam ”the Alspae Survey Team British Journal of General Practicepate”
sejak tahun 1997 dikatakan semua anak akan menderita ruam popok minimal
satu kali selama masa kanaknya (http.www balita anda 2001).
Angka diaper rash pada bayi yang menggunakan disposable diapers meningkat dari 7,1% hingga 61%, sementara mark pearer dalam artikelnya yang berjudul ”deaper debate-not over yet” menyatakan beberapa hasil studi medis menunjukkan angka peningkatan diaper rash dari 7% sejak tahun 1955 sampai 78% pada tahun 1991. Hingga tahun 2008 ini masih mencapai 50% mengalami diaper rash untuk pemakaian berbagai macam jenis popok baik disposible diaper maupun kain popok (http://dienascafe-wordpress.com. 2008).
Pengetahuan
pemakaian popok pada bayi dan anak-anak usia lima tahun (balita)
diindonesia masih rendah. Padahal, kesalahan pada pemakaian popok
menjadi ancaman terhadap bayi. Dampak buruk pada peemakaian popok yang
salah selain menggangu perkembangan pertumbuhan bayi dan balita, hal ini
diuraikan oleh dr Siti Aisyah, SpKK, seorang pakar kesehatan kulit di
Jakarta.
Ruam popok merupakan radang kulit yang biasa terjadi didaerah yang
ditutupi popok. Misalnya alat helamin, lipatan paha dan pantat. Ruam
popok ini sering terjadi karena kulit sering terpapar (bersentuhan )
dengan air seni atau tinja sehingga kulit tampak kemerahan, di sertaia
dengan bintik-bintik (Jeniriana. R, 2007).
Berdasarkan
data yang diperoleh RSUD Arifin Ahmad pekanbaru, bahwa bayi yang
dirawat diruangan kamar 1 pada bulan januari sampai desember 2009
berjumlah 2172 bayi. Dari hasil observasi atau studi pendahuluan dengan
teknik wawancara di bangsal kamar 1 RSUD Arifin Ahmad pekanbaru, pada
tanggaal 1 April 2010 didapatkan dari 10 ibu hanya 5 ibu yang mengetahui
ruam popok dan 5 diantaranya tidak mengetahui ruam popok, disebabkan
karena kurangnya pngetahuan ibu, kecendrungan kesalahan dalam pemakaian
popok yang salah dapat menggangu kesehatan kulit dan perkembangan
pertumbuhan pada bayi.
Berdasarkan fenomena yang
telah diuraikan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penetilian
mengenai “ Asuhan Kebidanan Pada Neonatus Bayi Dan Balita Dengan Masalah
Diaper Rash”.2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang akan dibahas yaitu :
- Apa pengertian dari diaper rash?
- Apa patofisiologi dan manifestasi klinis diaper rash ?
- Bagaimana cara mencegah diaper rash pada bayi?
- Bagaimana perawatan pada bayi yang mengalami diaper rash?
Berdasarkan rumusan masalah tersebut tujuan dari penulisan yaitu :
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
- Mampu mengumpulkan pengkajian data subjektif
- Mampu mengumpulkan pengkajian data objektif
- Mampu menganalisais berdasarkan data subjektif dan objektif
- Mampu melakukan penatalaksanaan dari analisi data subjektif dan objektif
- Mampu melakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP
1. Bagi penulis
Memberikan pengalaman dan mengembangkan kemampuan ilmiah dalam belajar yang merupakan modal untuk melaksanakan pembelajaran dan perkuliahan baik sekarang maupun dimasa yang akan datang.
2. Bagi pembaca
Agar dapat dijadikan sebagai bahan dalam pembelajaran dan perkuliahan dan agar pembaca lebih memiliki pengalaman dan mengembangkan kemampuan ilmiahnya.
3. Bagi institusi pendidikan
Sebagai indikator dalam mengevaluasi proses akademik yang sedang berlangsung dan memberikan masukan pengetahuan dalam ilmu kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
- Pengertian Diaper Rush
Ruam popok sering disebut juga dengan diaper rash atau diaper dermatitis. Ada beberapa pengertian tentang ruam popok :
Ruam
popok atau diaper rash atau diaper dermatitis merupakan dermatitis
kontak iritan karena bahan kimia yang terkandung dalam urine dan faeces (
Harianto,1998 dalam Nursalam,dkk, 2008).
Ruam
popok atau diaper rash atau diaper dermatitis adalah akibat akhir
karena kontak yang terus menerus dengan keadaan lingkungan yang tidak
baik, sehingga menyebabkan iritasi/dermatitis pada daerah perianal
(Depkes RI,1994).
Diaper
rush atau dermatitis popok atau ruam popok adalah satu dari gangguan
kulit paling umum pada bayi, merupakan salah satu gangguan kulit
inflamasi akut yang disebabkan baik secara langsung maupun tidak
langsung oleh penggunaan popok. Puncak usia terjadinya gangguan ini
adalah usia 9 sampai 12 bulan, dan insidensi lebih besar pada bayi yang
minum susu botol dibandingkan yang menyusu ASI (Wong,dkk,2008).
Diaper
rush atau ruam popok (penyakit kulit popok) adalah ruam merah terang
disebabkan oleh iritasi dari kulit terkena urin atau kotoran yang
berlangsung lama di bagian mana saja di bawah popok anak (Wafi,2010).
Diaper
rash adalah kemerahan pada kulit bayi akibat adanya kontak yang terus
menerus dengan lingkungan yang tidak baik. (Dewi,2010).
Dermatitis
oleh karena popok atau diaper disebabkan oleh karena paparan urine dan
kotoran yang berkepanjangan ditambah dengan tekanan dan gesekan diaper
(Kosim,dkk,2009).
Dermatitis
popok disebabkan oleh kontak yang lama dan berulang dengan iritan
(misalnya urine, feses, sabun, detergen, salep, dan gesekan). Walaupun
iritan pada mayoritas insidensi adalah urine dan feses, komponen
spesifik yang menyebakban iritasi meliputi kombinasi dari berbagai
faktor (Wong,dkk,2008).
Faktor
yang ikut berperan dalam patofisiologi ini adalah seringnya kulit basah
oleh karena keringat, urine, feses, yang mana memudahkan kulit mendapat
gesekan dari bahan diaper dan iritasi oleh peningkatan pH kulit oleh
ammonia pada urine dan aktifasi protease dan lipase feses dalam
lingkungan alkali. Apabila urin yang alkali disertai feses terjadi
bersama sama maka akan menyebabkan iritasi. Bayi yang mendapat ASI
mempunyai pH feses yang rendah, dimana pada bayi ini kejadian dermatitis
oleh karena diaper rendah (Kosim,dkk,2009).
Kontak
kulit yang lama dengan popok basah menghasilkan lebih banyak gesekan,
kerusakan abrasi yang lebih besar meningkatkan permeabilitas
transepidermal, dan meningkatkan jumlah mikroba. Oleh sebab itu, kulit
yang sehat menjadi kurang resisten terhadap kemungkinan iritan. Walaupun
ammonia juga diduga menyebabkan ruam popok karena kaitan antara bau
yang kuat pada popok dan dermatitis, amonia saja tidaklah cukup. Fungsi
penting urine berhubungan dengan peningkatan pH akibat pemecahan urea
jika terdapat urease feses. Peningkatan pH meningkatkan aktivitas enzime
fekal, terutama protease dan lipase yang bertindak sebagai iritan.
Enzim fekal juga meningkatkan permeabilitas kulit terhadap garam empedu,
potensial iritan lain dalam feses (Wong,dkk,2008).
Erusi
pada dermatitis popok dapat dimanifestasikan terutama pada permukaan
cembung atau pada lipatan. Lesi dapat muncul dalam berbagai tipe dan
konfigurasi. Erupsi menyerang kulit yang kontak dekat dengan popok
(misalnya permukaan cembung bokong, paha bagian dalam) tetapi pada
umumnya erupsi pada lipatan kulit disebabkan oleh iritan kimia, terutama
dari urine dan feses (Wong,dkk,2008).
Penyebab diaper rash :
- Tidak terjaganya kebersihan kulit dan pakaian bayi
- Jarangnya mengganti popok setelah bayi BAB/BAK
- Tingginya frekuensi BAB(diare)
- Adanya reaksi kontak terhadap karet , plastik, atau deterjen
(Dewi, 2010)
Tanda dan gejala diaper rash :
- Iritasi pada kulit yang kontak langsung dengan alergen, sehingga muncul eritema
- Erupsi pada daerah kontak nyang menonjol,seperti bokong, alat genital, perut bawah, atau paha atas
- Pada keadaan yang lebih parah dapat terjadi papila eritema, vesikula, dan ulserasi
(Dewi, 2010)
- Apabila keadaan ini dibiarkan lebih dari 3 hari, maka bagian yang terkena ruam popok akan ditumbuhi jamur kandida albicans. (Nursalam, dkk, 2008)
Pencegahan agar bayi tidak terkena diaper rash diantaranya dengan
menggunakan popok yang dibuat dengan gel yang menyerap, dengan
menghindari popok plastik yang ketat atau celana yang memperangkap
lembab, dan dengan sering mengganti popok ketika ngompol (Wafi, 2010).
4. Perawatan Pada Bayi Yang Mengalami Diaper Rash
- Hindari penggunaan sabun yang berlebihan untuk membersihkan daerah pantat atau bokong. Sabun yang berlebihan dan keras sifatnya dapat menyebabkan iritasi.
- Sebaiknya gunakan kapas dengan air hangat atau kapas dengan minyak untuk membersihkan daerah perianal segera setelah BAB/BAK.
- Bila terdapat bintik kemerahan, berikan krem atau salep, dan biarkan terbuka untuk beberapa saat.
- Jaga agar kulit tetap kering dengan cara :
- Apabila menggunakan popok kain, perhatikan agar sirkulasi udara tetap terjaga.
- Apabila menggunakan popok disposable, pilihlah yang menggunakan bahan super absorbent yaitu popok yang terbuat dari bahan yang mangandung gel penyerap. Gel ini menyerap air secara kuat sehingga kulit tetap kering dan dapat mengontrol PH urine/feses (Wong dan Athers,1992).
- Hindari penggunaan popok atau celana yang terbuat dari karet atau plastik.
- Penggunaan bedak talk dapat menjaga agar kulit tetep kering, tetapi sangat berbahaya jika masuk ke dalam saluran nafas dan dapat menyebabkan iritasi kulit perianal bila tercampur urine atau feses. Apabila ingin menggunakan bedak, gunakan bedak yang terbuat dari serbuk jagung (corn starch), karena relatif lebih aman. Tuangkan pada kasa/tangan/saput lalu taburkan pada bagian luar saja (Wong, 1992: 1045).
- Berikan posisi tidur yang selang – seling, terutama pada daerah pantat agar pantat tidak tertekan dan memberikan kesempatan pada bagian tersebut untuk kontak dengan udara.
- Pakaian, celana, atau popok yang kotor sebelum dicuci sebaiknya direndam dulu dalam air yang dicampur acidum boricum, kemudian dibilas, lalu keringkan. Hindari penggunaan detergen atau pengharum pakaian.
- Jaga kebersihan tubuh dan lingkungan secara umum.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Seorang
bayi perempuan bernama bayi A berusia 9 bulan mengalami iritasi di
daerah perineal yang meluas sampai ke pantat, dan paha bagian atas .
Iritasi ini ditandai dengan munculnya warna kemerahan pada kulit dan
bayi selalu rewel terutama saat area yang kemerahan tersentuh. Ibu juga
mengatakan timbul bintil-bintil merah pada bagian bokong bayi. Tanda
kemerahan yang luas ini terjadi setelah 2 hari yang lalu, ibu mengatakan
sering memakaikan diapers (pampers) pada bayinya.
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI “A”
UMUR 9 BULAN DENGAN MASALAH
DIAPER RUSH
No. Register : -Nama Pengkaji :Bidan M
Waktu Pengkajian : 26 November 2014
Tempat Pengkajian : Balun, Pakan Rabaa Tengah
1. PENGKAJIAN
DATA SUBJEKTIF
Identitas Bayi
Nama : An. “A”
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal/ jam lahir : 29 Januari 2014, pkl 23.30 wib
Identitas Ibu Nama : Ny “I” Umur : 25 thn Suku/bangsa : Caniago/ Minang/ Indonesia Pendidikan : Sarjana I Pekerjaan : Guru Alamat : Balun, Pakan RabaaTengah | Identitas ayah Nama : Tn “E” Umur : 25 thn Suku/bangsa : Panai/ Minang/ Indonesia Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta Alamat :Balun,Pakan Rabaa Tengah |
- Keluhan Utama
- Riwayat kehamilan sekarang
- Riwayat persalinan sekarang
Bayi lahir tanggal 29 Januari 2014 pukul 30 WIB, jenis kelamin perempuan.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan keluarganya tidak mempunyai penyakit menular, menahun, ataupun menurun seperti asma, diabetes melitus, penyakit gangguan jiwa, dll.
- Riwayat sosial
Hubungan dengan anggota keluarga : anak kandung
DATA OBJEKTIF
- Keadaan Umum : Baik , kesadaran Compos Mentis Cooperatif (CMC)
- Pemeriksaan Umum
Suhu : 36, 5°C
Nadi : 120 x/menit
TB : 60 cm
BB : 9,5 Kg
Pernapasan : 55 x/ menit
- Pemeriksaan Fisik
- Kepala
- Mata
- c. Hidung
- Mulut
- e. Telinga
- f. Leher
- Dada
- h. Perut
- i. Punggung bokong
- j. Ekstremitas
k.Genitalia
Lengkap, Terdapat labia mayora yang menutupi labia minora, nampak bintik-bintik merah di daerah kelamin dan bokong si bayi, dan iritasi di daerah perineal yang meluas sampai ke pantat, dan paha bagian atas .
- l. Anus
- Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
dan belum bisa lepas dari ibu atau bapaknya
Bahasa : anak sudah bisa menggumamkan kata- kata yang
belum bermakna misalnya ma.... ma... pa....
Motorik halus : anak sudah bisa memegang benda kecil dengan jari
jempol dan telunjuk tetapi belum begitu sempurna.
Motorik kasar : anak sudah bisa berdiri dengan pegangan, anak bisa berjalan dengan dituntun dan belum bisa
berdiri tanpa pegangan.
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI “A”
UMUR 9 BULAN DENGAN MASALAH
DIAPER RUSH
S
| O | A | P |
a. Ibu melahirkan dengan SC pada tanggal 29 Januari 2014 pkl 23.00 WIB.
b.
Ibu mengatakan si bayi gelisah dan susah tidur dan nampak bintik merah
pada daerah kemaluan dan bokong, dan bayi selalu rewel terutama saat
area yang kemerahan tersentuh, ini terjadi setelah 2 hari yang lalu.
c. Ibu mengatakan sering memakaikan diapers (pampers) pada bayinya.
|
a. Bayi lahir tanggal 29 Januari 2014,
tanda-tanda vital :
suhu : 36,5°C
nadi : 120 x/menit
pernapasan : 55 x/ menit
BB : 3500 gr,
PB : 49 cm,
b.
Tampak bintik merah pada daerah kemaluan dan bokong, si bayi, dan
iritasi di daerah perineal yang meluas sampai ke pantat, dan paha bagian
atas .
|
Diagosa : Bayi berusia 9 bulan dengan masalah diaper rush.
Diagnosa potensial:
Potensial terjadinya penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur candida albikan.
Masalah : bayi susah tidur dan rewel (sering menangis)
Masalah potensial :
Gangguan aktivitas sehari - hari
|
a. Memberi
tahu ibu untuk,
mengganti popok bayi setiap kali basah.
b. Memberi
kan posisi tidur yang selang – seling, terutama pada daerah pantat agar pantat tidak tertekan dan memberi-
kan kesempa-
tan pada bagian tersebut untuk kontak dengan udara.
c. Memba-suh pantat bayi dan mengeringkanya.
d. Melepas popok dan membiar-kan kulitnya terkena angin.
e.
Menggunakan bedak talk dapat menjaga agar kulit tetap kering, tetapi
sangat berbahaya jika masuk ke dalam saluran nafas dan dapat menyebabkan
iritasi kulit perianal bila tercampur urine atau feses. Apabila ingin
menggunakan bedak, gunakan bedak yang terbuat dari serbuk jagung (corn
starch), karena relatif lebih aman. Tuangkan pada kasa/tangan/saput lalu
taburkan pada bagian luar saja
f.
Memberi-tahukan pada ibu untuk menggunakan pakaian, celana, atau popok
yang kotor sebelum dicuci sebaiknya direndam dulu dalam air yang
dicampur acidum boricum, kemudian dibilas, lalu keringkan. Hindari
penggu-naan detergen atau pengha-rum pakaian.
g. Menjaga kebersihan tubuh dan lingkun-gan secara umum.
|
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan
tinjauan kasus yang telah dilakukan dapat diketaui bahwa bayi tersebut
mengalami masalah yang lazim dialami oleh bayi – bayi lainnya yaitu bayi
dengan masalah diaper rash atau ruam popok atau diaper dermatitis.
Bayi
tersebut menderita ruam popok/diaper rash disebabkan oleh karena orang
tua dari bayi tersebut sering memakaikan popok pada bayinya dan juga
karna ibunya tidak cepat mengganti popok/diaper bayinya ketika bayinya
BAK maupun BAB.
Berdasarkan
teori mengenai masalah yang dialami bayi tersebut, diaper rash dapat
diobati dengan membiarkan bagian yang terkena ruam popok tersebut tetap
kering/tidak lembab dan memberikan salep atau krim antibiotik pada area
yang luka terkena diaper rash/ruam popok tersebut jika diperlukan.
Namun
pada kasus tersebut setelah ditinjau lebih dalam diaper rash yang
dialami oleh bayi “A” oleh orang tuanya diobati dengan cara orang tua
bayi tersebut memberikan bedak talk pada daerah yang terkena ruam
popok/diaper rash tersebut.
Penggunaan
bedak talk pada bayi yang terkena masalah diaper rash dapat menjaga
agar kulit tetap kering, tetapi sangat berbahaya jika masuk ke dalam
saluran nafas dan dapat menyebabkan iritasi kulit perianal bila
tercampur urine atau feses. Apabila ibu tetap ingin menggunakan bedak
tersebut, gunakan bedak yang terbuat dari serbuk jagung (corn starch),
karena relatif lebih aman. Caranya tuangkan pada kasa/tangan/saput lalu
taburkan pada bagian luar saja yang terkena ruam popok/ diaper rash
tersebut.
BAB V
PENUTUP
- KESIMPULAN
- Mahasiswa telah mampu nengumpulkan data subjektif dengan baik
- Mahasiswa telah mampu mengumpulkan data objektif dengan baik
- Mahasiswa telah mampu menganalisis data subjektif dan objektif dengan baik
- Mahasiswa telah mampu melakukan penatalaksanaan berdasarkan analisis data subjektif dan objektif
- Mahasiswa telah mampu melakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP dengan baik
- SARAN
- Bagi penulis
- Bagi pembaca
- Bagi institusi pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta :
Salemba Medika
Kosim, M. Sholeh, dkk. 2014. Buku Ajar Neonatologi. Edisi 1. Jakarta :
Ikatan Dokter Anak Indonesia
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi Dan Balita. Yogyakarta :
Fitramaya
Nursalam, DR, dkk. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Bayi dan Anak (untuk
perawat dan bidan). Jakarta : Salemba Medika
Wong, Donna L, dkk. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6 Vol 2.
Jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar