Sabtu, 21 Februari 2015

MEKANISME PERSALINAN (GAMBAR)



FARMAKOLOGI





MAKALAH FARMAKOLOGI
TENTANG VITAMIN C

Disusun Oleh :
                                                    Meri Wahyuni            (13211358)


DIII KEBIDANAN
STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG
TAHUN AJARAN 2014/2015







KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penyusun, sehingga dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Farmakologi dengan sub materi tentang Vitamin C.
 Dalam kesempatan ini kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing kami, teman – teman yang telah membantu dan  memberi dukungan  terhadap kami sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran dari para pembaca maupun dosen pembimbing sangat di harapkan demi perbaikan untuk masa-masa yang akan datang.
Akhir kata penyusun ucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



Padang,  Desember   2014

Penyusun






DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR……………………………………………………………
DAFTAR ISI…......………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang…………………………...………………………………
1.2  Rumusan Masalah………………………………………………………
1.3  Tujuan ……………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan …………………………………………………….………..
3.2  Saran …………………………………………………………….……....
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..














BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang
Asam askorbat oksidase atau disingkat askobase merupakan enzim yang hanya mengkatalisis reaksi oksidasi asam askorbat saja, baik asam askorbat alami ataupun sintesis, tetapi tidak mengkatalisis senyawa yang lain misalnya sistein, glutation, tirosin dan phenol. Beberapa karakteristiknya antara lain sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam. Buah-buahan, seperti jeruk, merupakan sumber utama vitamin ini. Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong lainnya. Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas, vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan. Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit.
Antioksidan merupakan sebutan untuk zat yang berfungsi melindungi tubuh dari serangan radikal bebas. Yang termasuk ke dalam golongan zat ini antara lain vitamin, polipenol, karotin dan mineral. Secara alami, zat ini sangat besar peranannya pada manusia untuk mencegah terjadinya penyakit. Antioksidan melakukan semua itu dengan cara menekan kerusakan sel yang terjadi akibat proses oksidasi radikal bebas.  
(Word press,  2008). Oleh karenya diperlukan antioksidan sebagai senyawa pendonor elektron kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut bisa dihambat (Winarsi, 2007).
Antioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas terhadap sel normal, protein, dan lemak. Antioksidan menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas yang dapat menimbulkan stres oksidatif. Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan antioksidan  non enzimatis yang larut dalam air. Senyawa ini, menurut Zakaria, et al. (1996), merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh terhadap senyawa oksigen reaktif dalam plasma dan sel. Menurut Foyer, 1993 Asam askorbatt baerperan sebagi reduktor untuk berbagai radikal bebas. Sellain itu juga meminimalkan terjadinya kerusakan yang disebabkan pleh stres oksidatif.
1.2  Tujuan
·         Menjelaskan fungsi dan penggunaan vitamin C

1.3  Manfaat
·         Bagaimana farmakodinamik, farmakokinetik, indikasi dan  
kontra  indikasi dari vitamin C











BAB II
TINJAUAN TEORI
 
Vitamin C adalah vitamin yang berbentuk kristal putih agak kuning tidakberbau, mudah larut dalam air, terasa asam, mencair suhu 190-1920C dan merupakan suatu asam organik. Rumus molekul vitamin C adalah (C6H8O6) danberat molekulnya adalah 176,13. Vitamin C terdapat dalam bentuk asamaskorbat maupun dehidroaskorbat. Asam askorbat diabsorpsi usus halus, danhampir seluruh asam askorbat dari makanan terabsorpsi sempurna. Asam askorbat masuk sirkulasi untuk didistribusikan ke sel-sel tubuh. Asam askorbat dioksidasi in vivo menjadi radikal bebas askorbil. Sebagian proses reversibel menjadi asam askorbat kembali, sebagian menjadi dehidroaskorbat yang akan mengalami hidrolisis, oksidasi dan akhirnya diekskresi melalui urine (Horvath1992). Manusia tidak dapat mensintesis asam askorbat dalam tubuhnya karenatidak mempunyai enzim untuk mengubah glukosa atau galaktosa menjadi asam askorbat, sehingga harus disuplai dari makanan (Andarwulan 1992). Vitamin C tidak disimpan di dalam tubuh dan mudah dieksresikan kedalam urin. Kadar vitamin C serum yang tinggi akibat vitamin C dalam dosis yang berlebihan akan diekskresikan oleh ginjal tanpa mengalami perubahan.
Vitamin C diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan skorbut (defistensi vitamin C). Khasiatnya yang terpenting adalah pada dosis terapeutis yang cukup tinggi berdaya antiviral kuat dan antibakteri yang diperkirakan berdasarkan sifat antioksidanya (Drs. Tan Hoan Tjay : 2007 hal 855).
Fungsi vitamin C adalah kompleks dan yang terpenting adalah pembentukkan kolagen, yakni protein bahan penunjang utama dalam tulang/rawan dan jaringan ikat. Bila sintesa kolagen terganggu, maka mudah terjadi kerusakan pada dinding pembuluh yang  berakibat perdarahan. Khasiat ini berdasarkan antara lain efek stimulasi vitamin C terhadap  pengubahan prolin menjadi hidroksiprolin (Drs.Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja. 2007. Hal:856).
            Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong lainnya. Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas, vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan. Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit. Defisiensi vitamin C juga dapat menyebabkan gusi berdarah dan nyeri pada persendian.
Sumber yang mengandung vitamin C antara lain :jambu klutuk atau jambu batu, jeruk, tomat, nanas, sayur segar, strawberry, anggur, brokoli, kentang dan lain sebagainya
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C adalah mudah infeksi pada luka, gusi berdarah, rasa nyeri pada persendian, dan lain-lain.
Vitamin C mudah diabsorbsi melalui saluran cerna. Pada keadaan normal tampak kenaikan kadar vitamin C dalam darah setelah diabsorbsi kadar dalam leukosit dan trombosit lebih besar daripada dalam plasma dan critorsit. Distribusinya luas ke seluruh tubuh dengan kadar tertinggi dalam kelenjar dan terendah dalam otot dan jaringan lemak. Ekskresi urin dalam bentuk utuh dan  bentuk garam sulfatnya terjadi jika kadar dalam darah melewati ambang rangsang ginjal 1,4 mg%. Beberapa obat diduga dapat mempercepat ekskresi vitamin c misalnya tetrasiklin, ferobarbotal dan salisilat (Anonim. 1995. Hal:722).
 Sumber vitamin C terdapat di dalam bahan makanan terutama buah-buahan segar misalnya jeruk, strowberi, nanas, tomat dan mangga, sedangkankadar vitamin C yang lebih rendah terdapat di dalam sayuran segar. Di dalambuah-buahan vitamin C hanya terdapat konsentrasi tinggi di bagian kulit buah,dan vitamin C dengan kadar rendah yaitu pada daging buah dan bijinya(Almatsier 2003).
Peranan utama vitamin C adalah dalam pembentukan kolageninterseluler. Kolagen merupakan senyawa protein yang banyak terdapat dalamtulang rawan, kulit bagian dalam tulang, dentin dan vasculair endothelium. Asamaskorbat sangat penting peranannya dalam proses hidroksilasi dua asam aminoprolin dan lisin menjadi hidroksi prolin dan hidroksilisin. Diperkirakan vitamin C juga berperan dalam pembentukan hormon steroid dan kolesterol (Winarno2004).
         
VITAMIN
FUNGSI
SUMBER MAKANAN
KEADAAN DEFISIENSI
C (asam askorkat)
Membantu perbaikan dan pertumbuhan jaringan. Dibutuhkan dalam pembentukan kolagen.
Buah jeruk, tomat, sayu-sayuran berdaun hijau, kentang.
Penyembuhan luka yang buruk, perdarahan gusi, scurvy, mudah terkena infeksi.

FARMAKOKINETIK
Vitamin C diabsorpsi dengan mudah melalui saluran gastrointestinal dan didistribusikan ke seluruh cairan tubuh. Ginjal akan mengekskresi vitamin C seluruhnya, hamper tanpa perubahan.
FARMAKODINAMIK
Vitamin C diperlukan untuk metabolism karbohidrat dan protein dan sintesis lemak. Sintesis kolagen juga membutuhkan vitamin C untuk endotel kapiler, jaringan iket, dan perbaikan jaringan, serta jaringan osteid dari tulang. Vitamin C dalam dosis besar dapat menurunkan efek antikoagulan oral. Kontrasepsi oral dapat menurunkan konsentrasi vitamin C dalam tubuh. Merokok menurunkan kadar vitamin C serum.
Pemakaian terapi megavitamin, yaitu vitamin dalam dosis yang sangat besar, masih dipertanyakan. Vitamin megadosis dapat menimbulkan toksisitas dan mungkin menimbulkan efek yang diinginkan yang minimal. Kebanyakan pihak percaya bahwa vitamin C tidak menyembuhkan atau mencegah flu biasa, tetapi mereka percaya bahwa vitamin C mempunyai efek placebo.
INDIKASI dan KONTRA INDIKASI
Vitamin C di indikasikan untuk pencegahan dan pengobatan scurvy. Vitamin C digunakan untuk berbagai penyakit yang tidak ada hubungannya dengan defisiensi vitamin C. Karena  sifat reduktornya vit.C digunakan untuk mengatasi methemoglobinemia idiopatik, meskipun kurang efektif dibandingkan biru metilen. Dosis yang dianjurkan minimal 150 mg.
Vitamin  C megadosis yang dipakai bersama-sama aspirin atau sulfonamide dapat mengakibatkan pembentukan kristal dalam urin (kristaluria). Vitamin C dalam dosis berlebihan dapat menimbulkan hasil yang negatif palsu dari pemeriksaan occult blood dalam feses dan positif palsu dari pemeriksaan gula dalam urin jika memakai metode Clinitest. Jika dosis besar dari megativamin dihentikan, penurunan dosis yang bertahap perlu dilakukan untuk mencegah defisiensi vitamin.
EFEK SAMPING
Vitamin C dengan dosis lebih dari 1g/hari dapat menyebabkan diare, meningkatkan bahaya terbantuknya batu ginjal. Penggunaan kronik dosis besar menyebabkan ketergantungan, dimana penurunan mendadak kadar vitamin C dapat menimbulkan rebound scurvy. Vitamin C mega dosis parenteral dapat menyebabkan oksalosis yang meluas, aritmia jantung dan kerusakan ginjal berat.
BENTUK SEDIAAN
Vitamin C terdapat dalam berbagai preparat baik dalam bentuk tablet yang mengandung 50-1500 mg maupun dalam bentuk larutan. Kebanyakan sediaan multivitamin mengandung vitamin C. untuk sediaan suntik didapatkan larutan yang mengandung vitamin C 100-500 mg. air jeruk mengandung vitamin C yang tinggi sehingga dapat digunakan untuk terapi  menggantikan sediaan vitamin C.








BAB III
PEMBAHASAN
A.    Aplikasi Farmakologi Vitamin C Dengan Prinsip 6 Benar
Dalam pemberian obat maupun vitamin kita harus memahami prinsip 6 benar diantaranya :
·        Obat yang benar, maksudnya dalam memberikan/mengkonsumsi vitamin C ini harus benar benar tahu bahwa obat/vitamin yang akan dikonsumsi adalah vitamin C.
·        Pasien yang benar , maksudnya vitamin C boleh dikonsumsi oleh setiap orang tergantung kebutuhan, kecuali bagi penderita penyakit asam lambung.
·        Dosis yang benar, maksudnya vitamin C boleh dikonsumsi dalam dosis yang sewajarnya. Untuk wanita hamil usia 14-18 atau 19-50 tahun adalah 80 atau 85 mg perhari, untuk wanita menyusui usia 14-18 tahun atau 19-50 tahun = 115 atau 120 mg perhari. Dosis konsumsi vitamin C yang ideal adalah 75 miligram per hari.
·        Cara pemberian yang benar, maksudnya pemberian vitamin C dapat diberikan melalui oral dan suntikan intravena.
·        Waktu pemberian yang benar, maksudnya vitamin C bisa diberikan kapan saja atau pada waktu yang sudah di tetapkan dokter/tenaga kesehatan lain.
·        Pencatatan dan pelaporan yang benar
 Vitamin C (L-Ascorbic Acid)
Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan senyawa bersifat asam dengan rumus empiris C6H8O6 (berat molekul = 176,12 g/mol). Kegunaan Vitamin C adalah sebagai antioksidan dan berfungsi penting dalam pembentukan kolagen, membantu penyerapan zat besi, serta membantu memelihara pembuluh kapiler, tulang, dan gigi. Konsumsi dosis normal Vitamin C 60 – 90 mg/hari. Vitamin C banyak terkandung pada buah dan sayuran segar.


B.     Aplikasi Vitamin C Dengan Pasien Care
Pasien care mencakup:
·         Dosis dan cara pemberian obat
·         Meningkatkan efek terapeutik, maksudnya vitamin C bagus dikonsumsi bersamaan dengan tablet fe karan dapat membantu penyerapan zat besi.
·         Memperkecil efek yang tidak dikehendaki
·         Memperkecil interaksi obat yang tidak dikehendaki
·         Identifikasi pasien dengan resiko tinggi
·         Dapat menanggulangi toksisitas obat

C.     Aplikasi Vitamin C Dengan Patien Education
Sebelum mengkonsumsi/memberikan vitamin C ini petugas kesehatan harus memberikan informasi kepada pasien akan mengkonsumsi vitamin C tersebut, seperti:
·         Nama obat dan kategori terapeutiknya
·         Besarnya dosis
·         Waktu pemberian obat
·         Rute dan teknik pemberian obat
·         Respon terapeutik yang diharapkan dan waktu respon mulai
·         Lama obat dapat digunakan dan penyimpanannya
·         Efek yang tidak diinginkan dan cara mengurangi efek tersebut
·         Memperkecil interaksi sesama obat yang tidak diinginkan










                                


BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari makalah yang sudah kami buat dapat disimpulkan  bahwa Vitamin C tidak disimpan di dalam tubuh dan mudah dieksresikan kedalam urin. Vitamin C dindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan scurvy. Vitamin C dengan dosis lebih dari 1g/hari dapat menyebabkan diare, meningkatkan bahaya terbantuknya batu ginjal.
Sumber yang mengandung vitamin C antara lain :jambu klutuk atau jambu batu, jeruk, tomat, nanas, sayur segar, strawberry, anggur, brokoli, kentang dan lain sebagainya. Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C adalah mudah infeksi pada luka, gusi berdarah, rasa nyeri pada persendian, dan lain-lain.
4.2 Saran
            Untuk kesempurnaan makalah ini kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan bagi penulis dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.  











DAFTAR PUSTAKA

Evelyn, H.Farmakology. 1996. Pendekatan proses keperawatan. Jakarta : EGC
Anonim. Tanpa Tahun. Vitamin C (asam askorbat). (http://www.nutritionj.com). Diakses pada tanggal 23 Maret 2013
Svirbely JL, Szent-Gyorgyi A: The chemical nature of vitamin C. Biochem J 1932, 26865-870. OpenURL